Inka Gandeng Swiss Bangun Pabrik Kereta Kelas Dunia di Banyuwangi

Bisnis.com,19 Okt 2020, 14:31 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Pekerja menyelesaikan pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA – PT Industri Kereta Api (Inka) bersama dengan produsen kereta api dunia asal Swiss, Stadler Rail, membangun pabrik baru di Banyuwangi untuk memproduksi kereta berpenggerak yang rampung pada November ini.

Senior manager PKBL, CSR & Stakeholder Relationship PT Inka Bambang Ramadhiarto menjelaskan pabrik baru itu untuk memproduksi kereta berpenggerak diantaranya seperti Kereta Listrik, Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE), serta Kereta Diesel. Namun, kendati pembangunan pabrik baru akan rampung pada November, pihak-pihaknya belum memiliki kontrak proyek dalam waktu dekat.

“Belum ada kontrak atau proyeknya. Pabrik bangunan baru siap November ini,” jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (19/10/2020).

Sebelumnya dikabarkan produsen kereta api dunia Swiss Stadler Rail tengah membangun pabrik di Indonesia. Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa pabrik tersebut tidak lama lagi akan selesai.

Oleh karena itu Swiss Stadler Rail akan mendirikan kantor pusat regional Asia dan Oceania di Indonesia dalam waktu dekat karena berkaitan dengan kerja sama produsen kereta api dunia itu dengan Inka dan PT Kereta Api Indonesia sejak 2019. Kerja sama ini diyakini akan menjadikan perusahaan kereta api dalam negeri menjadi pemain tingkat regional sekaligus mampu memproduksi kereta api kelas dunia.

“Kita sepakat dengan Stadler, INKA, KAI bersama-sama kita akan bangun pabrik untuk pastikan bagaimana kita bisa buat gerbong kereta api tingkat dunia,” ujar Erick.

Indonesia mengapresiasi kebijakan Pemerintah Swiss untuk memasukan RI sebagai salah satu negara prioritas kerja sama pembangunan 2021 - 2024. Indonesia mengharapkan agar ratifikasi Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) dari pihak Swiss dapat segera dilakukan.

Negosiasi perjanjian investasi bilateral dapat diselesaikan paling lambat awal 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini