Bisnis.com, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham luar biasa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan digelar besok, Rabu (20/10/2020). Agenda utama rapat tersebut adalah penentuan kursi direktur utama yang ditinggalkan Royke Tumilaar ke PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sebulan lalu.
Menurut informasi yang beredar, ada sejumlah nama kandidat dirut Bank Mandiri, baik dari kalangan internal dan eksternal. Wakil Dirut Bank Mandiri Hery Gunardi yang menjadi Pelaksana tugas (Plt) Dirut sejak ditinggal Royke Tumilaar menjadi salah satu kandidat internal.
Hery adalah bankir kawakan yang mulai berkarir di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)--sebelum merger menjadi Bank Mandiri. Jebolan sarjana Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus 1945 itu tak pernah lepas dari posisi konglomerasi usaha di Bank Mandiri.
Sempat menjadi Direktur AXA Mandiri Financial Services, Komisaris Utama Mandiri Manajemen Investasi, hingga kembali ditarik ke Bank Mandiri menjadi Direktur Micro and Retail Banking, Direktur Consumer Banking, Direktur Distributions, Direktur Small Business & Networks hingga Wakil Direktur Utama pada awal tahun ini.
Kemudian, ada nama Darmawan Junaidi yang menjabat Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Bank Mandiri turut menjadi kadidat orang nomor satu di bank berkode saham BMRI tersebut.
Darmawan juga termasuk orang lama di Bank Mandiri. Sejak merger Bank Mandiri 1999, dia lebih banyak bergelut di bidang treasury, hingga mendapat penugasan sebagai Group Head Treasury Bank Mandiri pada 2016.
Selain di Bank Mandiri, pada 2016 hingga 2017 ditugaskan sebagai Direktur Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Darmawan sempat menjabat Plt. Direktur Utama di perusahaan itu.
Jebolan Bidang Hukum Perdata Universitas Sriwijaya pada 1990 itu ditunjuk menjadi direktur pada Desember 2019. Dia membawahi Direktur Treasury, International Banking, & Special Asset Management.
Selain itu, ada nama Ahmad Siddik Badruddin yang saat ini menjabat sebagai Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri. Jebolan University of Texas bidang Teknik Kimia ini memulai karir di bank pada 1990 dengan mengikuti program Associate Management di Citibank, dan tetap berkarir sampai 1999.
Setelah itu dia sempat berkarir di ABN AMRO dan lembaga keuangan asing lain. Selama berkarir di bank asing, Siddik menduduki posisi penting di sejumlah negara, seperti Singapura, Filipina, Hong Kong, Jerman, Inggris, hingga Amerika.
Pada 2014, dia bergabung dengan Bank Mandiri sebagai Executive Vice President di Retail Risk Directorate. Pada rapat umum pemegang saham tahunan pada 2015, Siddik diangkat sebagai Director Risk Management & Compliance.
Adapun dari kalangan eksternal mencuat nama Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala sebenarnya termasuk orang lama di Bank Mandiri. Dia banyak mengemban jabatan perusahaan pelat merah.
Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini memulai karir sebagai konsultan manajemen di Andersen Consulting, dan sempat bekerja paruh waktu di salah satu sekuritas di New York.
Pahala kemudian bergabung dengan Booz Allen & Hamilton sebagai konsultan senior pada 1999. Dia juga sempat bergabung dengan Boston Consulting Group dalam beberapa proyek perbankan pada tahun yang sama.
Dia bergabung dengan PT Bank Mandiri Tbk pada 2003. Jabatan terakhirnya sebagai EVP Coordinator Finance & Strategy and Chief Financial Officer. Pada April 2017 Pahala ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Kemudian, dia dipindahkan ke Pertamina pada 2018 sebagai Direktur Keuangan. Pada Pahala dipercaya sebagai dirut BTN.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah berharap pemerintah mengedepankan pertimbangan efisiensi serta pengalaman dalam memilih direktur utama baru bagi Bank Mandiri.
Menurut Piter, salah satu sorotan yang kerap diberikan publik terhadap BUMN—khususnya perbankan—adalah besarnya struktur organisasi perusahaan. Padahal, idealnya struktur organisasi bank di jajaran direksi dan komisaris berbentuk ramping.
“Salah satu sorotan kepada bank BUMN adalah gemuknya struktur organisasi di level direksi dan komisaris. Kalau dibandingkan dengan bank swasta memang terlihat terlalu gemuk dan tidak efisien,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (20/10/2020), .
Apabila efisiensi struktur dilakukan, bank BUMN dipercaya bisa bergerak lebih cepat dan meningkat daya saingnya di skala nasional pun internasional. Karena itu, RUPSLB Bank Mandiri yang berjalan pekan ini diharap bisa menjadi awal dimulainya efisiensi struktur organisasi perbankan pelat merah.
Pemilihan Dirut Bank Mandiri dalam RUPSLB mendatang dilakukan karena posisi pucuk pimpinan perseroan saat ini masih kosong, sejak Royke Tumilaar dipindahtugaskan menjadi Dirut BNI per 2 September lalu. Sejak saat itu, Wakil Dirut Bank Mandiri Hery Gunardi menjadi Pelaksana tugas (Plt) Dirut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel