Kata Aspermigas, Nasib Sektor EBT Jangan Seperti Migas, Mengapa?

Bisnis.com,21 Okt 2020, 18:32 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Pengeboran minyak lepas pantai. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor energi baru dan terbarukan masih membutuhkan dua hal guna menggaet investor lebih banyak untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal Husin mengatakan bahwa belajar dari sektor minyak dan gas bumi, maka sektor EBT memerlukan dua hal penting yakni harus menarik dan memberi kepastian.

Menurutnya, apa pun skema yang dibuat pemerintah nantinya harus menarik dan memberi kepastian bagi investor.

"Kuncinya dari sisi harga dan kepastian. Kalau dua ini bisa ditawarkan dengan menarik, yakin banyak investor masuk Indonesia," katanya dalam Tempo Energy Day 2020, Rabu (21/10/2020).

Moshe menjelaskan bahwa dua hal tersebut berperan penting mengingat pinjaman modal untuk investasi di sektor EBT cenderung lebih mudah dibandingkan dengan sektor migas.

Untuk itu, dia berharap supaya perkembangan sektor EBT ke depannya tidak seperti sektor migas yang semakin loyo karena faktor ketidakpastian yang besar.

Hal itu terjadi karena pemerintah menerbitkan Undang-Undang Migas pada 2001 silam. Dari situ, investor-investor mulai menutup keran investasinya untuk mencari cadangan minyak baru dan investor baru pun enggan masuk ke Indonesia.

"Ayo kita belajar dari migas, kenapa migas turun karena banyak ketidakpastian, pemerintah yang plin-plan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini