Pasar Modal Disebut akan Dapat Banyak Manfaat Bila Gojek dan Unicorn Lain IPO

Bisnis.com,21 Okt 2020, 15:00 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Pandu Patria Sjahrir./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Kehadiran perusahaan rintisan (startup) unicorn di pasar modal Indonesia dinilai dapat memberikan dampak yang sangat positif, termasuk mengerek kapitalisasi pasar.

Komisaris PT Bursa Efek Indonesia Pandu Sjahrir menuturkan setiap tahun jumlah perusahaan baru yang melakukan initial public offering (IPO) di BEI cukup tinggi, misalnya pada 2019 lalu mencapai 55 perusahaan.

Begitu pula dengan jumlah pendanaan yang terkumpul dari 55 emiten baru tersebut mencapai sekitar Rp14,78 triliun atau lebih dari US$1 miliar. Namun, Pandu menilai jumlah itu masih kalah dengan penggalangan dana di pasar tertutup (privat market).

Number of equity and venture capital deal di private market secara dolar sangat besar, bisa fund raising US$2-3 billion per annum [tahun],” ujarnya saat paparan dalam webinar “Indonesia e-Commerce: IPO Opportunities”, Rabu (21/10/2020)

Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi kesempatan bagi pasar modal Indonesia. Dia mencontohkan jika saat ini empat perusahaan teknologi besar di Indonesia melantai di BEI, otomatis keempatnya akan langsung menjadi penghuni indeks LQ45.

Keempat startup yang dimaksud Pandu antara lain Gojek dengan perkirakaan valuasi US$10 miliar atau sekitar Rp146,46 triliun, Tokopedia (US$7,5 miliar), Traveloka (US$2,7 miliar), dan Bukalapak (US$2,5 miliar)

“Menurut saya sebagai investor ya, ini bisa sebagai part of the interest. Banyak sekali public investor melihat ke sektor teknologi jadi potensi upside untuk perusahaan-perusahaan ini cukup besar, bisa saja kapitalisasi market akan meningkat,” tutur dia.

Lebih lanjut, dia menyebut jika perusahaan-perusahaan tersebut menjadi perusahaan terbuka, maka pasar modal Indonesia bakal mendapat quality participants yang besar dan dapat mendongkrak indeks pasar.

Selain itu, dari sisi investor, hal tersebut dapat menjadi pintu gerbang bagi investor privat untuk masuk ke pasar modal, termasuk investor asing ke sektor yang lebih variatif. Sebaliknya, akses institusi terhadap investor retail juga terbuka lebar.

“Apalagi retail investor kita sedang berkembang luar biasa, jumlahnya hampir double setelah Covid ini,” imbuh Pandu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini