PEN di Sumut, Pencairan Baru 14 Persen, 2 Juta UMKM Belum Mengakses

Bisnis.com,22 Okt 2020, 10:45 WIB
Penulis: Cristine Evifania
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi./Instagram

Bisnis.com, MEDAN - Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM di Sumut baru diterima oleh 340.000 pelaku usaha atau sekitar 14 persen dari target. Pemerintah Provinsi Sumatra Utara telah mengalokasikan dana untuk 2,4 juta pelaku usaha UMKM.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta kepala daerah untuk segera menyosialisasikan anggaran PEN kepada pelaku UMKM di daerahnya masing-masing,

“Kita sudah disiapkan 2,4 juta UMKM oleh Pemerintah Pusat. Contoh Jabar yang sudah 2,5 juta UMKM yang menerima dan memanfaatkan bantuan itu. Saya iri dengan provinsi lain yang begitu antusias memanfaatkan bantuan ini untuk pemulihan ekonomi di daerahnya," kata Edy, Rabu (21/10/2020).

Edy juga menyampaikan masih terdapat daerah di Sumut yang penyerapan anggarannya sangat rendah. Salah satunya Kabupaten Padang Lawas dengan penyerapan anggaran sebesar 20 persen.

Bisnis.com“Di antaranya Padang Lawas sampai saat ini hanya melakukan penyerapan anggaran sebersar 20 persen. Ini paling terkecil dari kabupaten/kota lainnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan daya beli masyarakat Sumut berangsur meningkat. Secara kumulatif, inflasi Sumut mencapai 0,40 persen di bawah rata-rata historisnya.

"Secara historis, bahan pangan menjadi penggerak inflasi utama. Bahan pangan seperti aneka cabai, ikan segar dan daging ayam ras menjadi penggerak inflasi utama di akhir tahun dalam tiga tahun terakhir,” ungkap Wiwiek.

Sepanjang 2020, deflasi utama bersumber dari kelompok transportasi didorong oleh penurunan tarif angkutan udara. Deflasi tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan yang menjadi komoditas favorit di masa pandemi.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah melakukan koordinasi untuk menekan angka inflasi di Sumut. Koordinasi tersebut berupa langkah pengamanan pasokan bahan pangan, menjaga kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi efektif melalui kampanye belanja bijak.

Berdasarkan Laporan Perekonomian Sumut Kuartal III yang dikeluarkan Bank Indonesia, perekonomian Sumut mulai pulih meski belum signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh tenaga kerja yang kembali bekerja seiring pelonggaran PSBB, penyaluran bantuan sosial dari pemerintah, berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan permintaan ekspor yang membaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini