Bank Jatim Prediksikan Kredit Tembus Rp41 Triliun

Bisnis.com,22 Okt 2020, 16:40 WIB
Penulis: Peni Widarti
Busrul Iman, Direktur Utama Bank Jatim saat memberikan penjelasan dalam konferensi pers Kamis (22/10/2020)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memproyeksikan realisasi penyaluran kredit sampai akhir tahun ini bisa mencapai Rp41 triliunan sejalan dengan adanya program penyaluran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dititipkan melalui Bank Jatim sebesar Rp2 triliun.

Busrul Iman, Direktur Utama Bank Jatim, mengatakan hingga kuartal III/2020, perseroan masih mencatatkan kinerja kredit yang positif meski dihadapkan dengan konsisi pandemi Covid-19. Tercatat penyaluran kredit di kuartal tersebut mencapai Rp40,38 triliun atau tumbuh 7,03 persen (yoy).

“Kalau pada periode tahun lalu Rp38,32 triliun, maka posisi kuartal III tahun ini Rp40,38 triliun, seiring dengan adanya dana PEN Rp2 triliun dari pemerintah pusat yang mampu menopang pertumbuhan kredit kami, dengan prediksi penyaluran kredit sampai Desember nanti bisa mencapai Rp41 triliunan,” jelasnya dalam konferensi pers kinerja kuartal III, Kamis (22/10/2020).

Dia menjelakan dalam kondisi pandemi yang memicu tumbuhnya usaha-usaha mikro kecil ini tampak ada peningkatan penyaluran kredit di sektor UMKM sebesar 12,24 persen atau terealisasi Rp6,46 triliun. Sedangkan kredit di sektor korporasi terealisasi Rp10,01 triliun tetapi tumbuhnya hanya 9,86 persen (yoy).

“Kami menyadari memang belum banyak kontribusi kredit ke UMKM, tapi ke depan arahnya kami ke sana. Untuk itu kami telah berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Perdagangan, koperasi dan pemda kabupaten/kota untuk menata UMKM yang ada agar benar-benar digarap dengan baik karena potensinya masih sangat besar, termasuk menggelar misi dagang yang bertujuan untuk mempertemukan buyer dengan seller antar daerah,” jelasnya.

Busrul menambahkan khusus progres penyaluran kredit dari dana PEN hingga saat ini sudah mencapai Rp2,57 triliun kepada 15.215 debitur, serta dana bergulir Rp450,13 miliar kepada 12.385 debitur. Dana tersebut diserap oleh sektor mikro, kecil, menengah, korporasi hingga konsumsi usaha rumah tangga serta melalui BPR dan Bank UMKM.

“Daerah yang banyak menyerap dana PEN ini ada di Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Sumenep, Pamekasan, Magetan, Blitar, Jombang, Trenggalek, dan Pacitan,” imbuhnya.

Busrul pun mengakui kondisi pandemi telah membuat kinerja Non Performing Loan (NPL) atau kualitas kredit Bank Jatim menjadi naik dari tahun lalu hanya 2,27 persen, kini menjadi 4,49 persen. Menurutnya, pelaku usaha di berbagai segmen sampai korporasi telah terdampak terutama kemampuan cash flow perusahaan.

Untuk mengatasi hal itu, perseroan sudah memberikan relaksasi, berupa restrukturisasi kredit yang sudah mencapai Rp1,69 triliun untuk 2.753 debitur. Sebanyak Rp359 miliar restrukturisasi masih dalam proses.

“Tren bulanan restrukturisasi sudah melandai, permohonan restrukturisasi Juli Rp241 miliar, lalu Agustus berkurang menjadi Rp113 miliar,” imbuhnya.

Busrul menambahkan restrukturisasi pun tidak serta merta langsung menurunkan NPL karena banyak variabel yang mempengaruhi. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah melakukan penagihan, jika kondisi nasabah tidak bisa memenuhi restrukturisasi maka dengan penyelesaian misalnya dengan penjualan agunan baik di bawah tangah ataupun eksekusi pihak pengadilan.

“Pola hukum ini belum kami lakukan seperti tahun lalu, sekarang masih membangun culture untuk recovery yang ada, tapi kami bisa beri pola keringanan denda, atau lunas dengan keringanan bunga,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini