Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah 276 juta jiwa dan 87 persen adalah warga muslim, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa Tanah Air bisa menentukan produk halal dunia.
Akan tetapi hal tersebut belum maksimal sepenuhnya. Ini terlihat Indonesia hanya berkontribusi 3,8 persen dari total ekspor produk halal dunia.
“Indonesia sering impor produk halal. Indonesia selama ini jadi konsumen dan tukang sempel dan mengesahkan produk halal dunia,” katanya melalui sambutan digital, Sabtu (24/10/2020).
Ma’ruf menjelaskan bahwa pasar halal global sangat besar. Pada 2018, konsumnya US$2,2 triliun. Brazil yang bisa mengambil momen tersebut dan menjadi eksportir terbesar.
Negeri Samba tercatat mengirim produk halal ke mancanegara sebesar US$5,5 miliar. Selanjutnya adalah Australia US$2,4 miliar.
“Pada 2020 konsumsi halal diperkirakan berkembang menjadi US$3,2 triliun. Kita harus mendapatkan potensi halal dunia ini dengan meningkatkan ekspor,” jelasnya.
Sementara itu, Pada 2018 belanja masyarakat Indonesia pada makanan dan minuman halal dunia sebesar US$214 miliar. Besaran tersebut sama dengan 10 persen pangsa produk halal internasional.
Dengan peluang yang besar tersebut, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus bisa memanfaatkannya. Ini terlihat dari UMKM makanan dan minuman tidak masuk dalam 10 besar ranking dunia.
Padahal, untuk industri pariwisata halal, Tanah Air berada di posisi 4 dunia. Sedangkan fesyen muslim urutan 3 dan ranking 5 untuk keuangan syariah.
Wapres Ma’ruf Amin menilai perluasan akses pasar ini sangat penting karena UMKM memiliki kontribusi besar dan krusial sebesar 99 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia.
“Selain itu UMKM memberi 97 persen penyerapan tenaga kerja, 60 persen PDB nasional, 58 persen dari total investasi dan 14 persen dari ekspor,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel