Gara-Gara Covid-19: 90 Persen Agen Perjalanan Tutup, 50.000 Pekerja Terdampak

Bisnis.com,27 Okt 2020, 03:30 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
Wisatawan mengunjungi Pantai Kukup saat masa percobaan new normal, Gunungkidul, Minggu 28 Juni 2020./JIBI-Gigih M Hanafi

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Budijanto Ardijansjah berharap pemerintah juga mengucurkan stimulus dana hibah bagi pelaku usaha industri pariwisata di sektor travel agency.

Pasalnya, dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap perusahaan agen perjalanan di Tanah Air cukup besar. Budijanto mengungkapkan, hampir 90 persen dari total 7.000 perusahaan anggota Asita tutup sementara sejak April 2020.

Dari sekitar 5.000-an perusahaan yang tutup sementara tersebut, lanjutnya, jumlah tenaga kerja yang ikut terkena dampak mencapai 50.000 orang.

"Kami berharap ada stimulus dari pemerintah. Dengan demikian, ketika Covid-19 sudah selesai, perusahaan agen perjalanan yang sudah lama tutup ini punya dana memulai kembali usahanya serta menyerap kembali 50.000 tenaga kerja yang terdampak," ujar Budijanto kepada Bisnis, Senin (26/10/2020).

Selain kucuran dana hibah seperti halnya pelaku usaha perhotelan dan restoran, Budijanto berharap pemerintah merealisasikan janji untuk memberikan dana reaktivasi kepada pelaku usaha agen perjalanan yang diestimasikan mencapai triliunan rupiah.

"Sekarang teman-teman di agen perjalan masih survive. Memang sudah ada pergerakan sedikit-sedikit. Namun, kami berharap setelah adanya vaksin kondisi bisa normal kembali. Selain itu, kami lihat bantuan pemerintah memang agak lambat untuk travel agent," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengucurkan dana hibah sebesar Rp3,3 triliun kepada sektor perhotelan dan restoran.

Dana hibah tersebut bertujuan menolong pelaku usaha perhotelan dan restoran untuk mempertahankan pekerja serta menopang biaya operasional. Dengan harapan, isu ketenagakerjaan di sektor tersebut dapat teratasi.

Adapun, pemerintah memang masih fokus untuk memulihkan sektor perhotelan dan restoran di industri pariwisata Tanah Air. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan pemerintah belum memiliki solusi pamungkas untuk sektor lain di industri pariwisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini