Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup baik per akhir kuartal III/2020 yang masih berada di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dalam negeri akibat hantaman pandemi Covid-19.
Bank BTPN menyalurkan kredit sebesar Rp148,8 triliun sampai dengan akhir kuartal III/2020, meningkat 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Angka ini juga jauh di atas rata-rata industri yang dicatatkan oleh Bank Indonesia pada periode yang sama, yaitu 0,12%.
Pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh segmen korporasi yang meningkat 21% menjadi Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III/2020. Pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, di antaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan dan infrastruktur, merupakan komitmen Bank BTPN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
“Kami bersyukur bahwa kami masih bisa membukukan pertumbuhan kredit yang cukup bagus, bahkan di atas pertumbuhan industri, di tengah situasi ekonomi yang menantang bagi kita semua. Hal ini tidak lepas dari kepercayaan nasabah kepada layanan perbankan kami,” kata Ongki Wanadjati Dana, Direktur Utama Bank BTPN, Selasa (27/10/2020).
Adapun, kualitas kredit Bank BTPN tetap terjaga sehat yang tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,10% pada akhir September 2020. Angka ini masih relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22%.
Dari sisi pendanaan, Bank BTPN menghimpun total dana Rp149,9 triliun hingga akhir September, naik 3% (yoy) yang berasal dari dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,5 triliun.
Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, LCR (Liquidity Coverage Ratio) berada di level 246,45%, sementara NSFR (Net Stable Funding Ratio) di 113,13% per posisi akhir September 2020.
Bank BTPN juga mencatatkan pertumbuhan aset 3% (yoy), dari Rp 182,2 triliun menjadi Rp 186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 24,9%. “Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional,” kata Ongki.
Ongki melanjutkan pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kinerja industri perbankan di tahun ini, termasuk Bank BTPN. Melemahnya kondisi perekonomian dan pengaruhnya terhadap debitur perbankan menyebabkan biaya CKPN naik 84% menjadi Rp1,95 triliun, net interest income turun 2% menjadi Rp7,9 triliun akibat penurunan yield seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit. Biaya operasi dapat dijaga dengan baik, turun sebesar 2% (yoy).
"Kenaikan biaya CKPN dan tekanan di pendapatan bunga bersih Bank menyebabkan laba bersih Bank turun sebesar 21% menjadi Rp1,5 triliun sepanjang periode Januari-September tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu."
Ongki juga menyebutkan bahwa Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi. Hingga akhir September 2020, total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah sebesar Rp11,6 triliun atau sekitar 7,8% dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.
Dengan visi menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupaan jutaan orang terutama dengan teknologi digital, Bank BTPN konsisten mengembangkan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas sekaligus memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi digital.
Total pengguna Jenius naik 37% (yoy) menjadi 2,8 juta, sementara total DPK tumbuh 136% (yoy) menjadi hampir Rp12,2 triliun. Pertumbuhan jumlah pengguna dan DPK Jenius tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang makin meningkat terhadap produk simpanan di era pandemi ini. Selain itu, Jenius juga telah meluncurkan beberapa fitur untuk merespon kebutuhan nasabah digital savvy di masa pandemi yang terlahir dari kokreasi Jenius, antara lain Jenius QR, Multi Flexi Saver, Jenius untuk Bisnis, serta Top Up BNI TapCash.
Kemudian, dalam rangka membantu upaya penanganan Covid-19 di Indonesia, induk usaha Bank BTPN, yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation Group (SMBC Group), mendonasikan 10 juta yen (setara Rp1,3 miliar) kepada Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI). Bantuan dana tersebut selanjutnya dipergunakan untuk mendukung upaya tanggap medis di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, SMBC Group telah menyerahkan bantuan dana sebesar 100 juta yen (setara Rp13,17 miliar) kepada UNICEF Indonesia untuk membantu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut memperluas program penanggulangan pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap kesehatan anak-anak dan perempuan di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel