Antisipasi Pemburukan Kredit, Ini Strategi yang Dilakukan BNI

Bisnis.com,27 Okt 2020, 21:13 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Sejumlah warga beraktivitas menggunakan sepeda di depan gedung BNI, Jakarta. /Dokumen BNI

Bisnis.com, JAKARTA - Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. naik 1,8% menjadi 3,63% (gross) karena penurunan kualitas kredit segmen korporasi dan menengah.

Direktur IT dan Operasi BNI Y.B. Hariantono mengatakan debitur-debitur yang sebelumnya berada dalam perhatian khusus (special mention) atau kolektibilitas dua semakin menurun kualitas kreditnya sehingga menjadi NPL pada kuartal III/2020.

Debitur yang menurun kualitas kreditnya tersebut terutama berasal dari segmen menengah dan operasi. Meskipun demikian, secara keseluruhan, kualitas aset korporasi dan konsumer BNI masih cenderung stabil. Khusus korporasi memiliki NPL sebesar 2,9% pada kuartal III/2020 yang meningkat 1,1% dari periode sama tahun lalu.

"Peningkatan [NPL korporasi] disebabkan menurunnya kinerja debitur korporasi yang diklasifikasikan special mention loan dan terdampak Covid-19 antara lain sektor manufaktur," katanya dalam paparan kinerja kuartal III/2020, Selasa (27/10/2020). Menurutnya, dengan kondisi tersebut, BNI pun terus membentuk pencadangan.

Adapun, BNI telah melakukan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif sehingga rasio kecukupan atau coverage ratio hingga kuartal III/2020 berada pada level 206,9% lebih besar dibandingkan kuartal III/2019 yang sebesar 159,2%.

"Menyikapi hal ini kami telah lakukan tindakan preventif dan terus memonitor kualitas kredit serta terus membentuk pencadangan sebagaimana mestinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini