Dukung Usaha MLM, Kemendag Gandeng Asosiasi Genjot Edukasi

Bisnis.com,28 Okt 2020, 21:29 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Ilustrasi bisnis multi level marketing

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan menggaet Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI) untuk menggenjot edukasi dan literasi tentang usaha penjualan langsung.

Pasalnya, berdasarkan hasil survei, bisnis penjualan langsung (Multi Level Marketing /MLM) saat ini  menghadapi sejumlah kendala. Kendala terbesar yaitu adanya pandangan negatif masyarakat terhadap bisnis penjualan langsung.

Salah satu penyebabnya adalah adanya berbagai penawaran program yang menyalahi aturan.

“Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan asosiasi di bidang penjualan langsung dan lembaga pemerintah terkait untuk secara aktif memajukan industri penjualan langsung dengan meningkatkan edukasi dan literasi tentang MLM agar citra usaha penjualan langsung di mata masyarakat dapat menjadi lebih baik,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dilansir dari keterangan resminya, Rabu (28/10/2020).

Menurutnya, penjualan langsung merupakan salah satu sektor usaha yang dapat menjaga roda perekonomian di Indonesia tetap berputar di tengah pandemi Covid–19.

Keunikan dan kekuatan dari sektor usaha yang dikenal dengan MLM ini terletak pada sistem bisnisnya yang mengandalkan jaringan pemasaran para mitra usahanya.

“Sektor usaha penjualan langsung memberikan kontribusi yang berarti terhadap perekonomian nasional. Selain itu, konsep bisnis penjualan langsung menjadi keunggulan karena penjualan langsung telah memiliki konsumen tetap yang pada masa sekarang ini relatif cukup sulit untuk dibangun,” jelasnya.

Berdasarkan laporan kegiatan tahunan dari 147 perusahaan pada 2019, perusahaan penjualan langsung Indonesia berhasil mencatatkan transaksi penjualan sebesar Rp14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha.

Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para mitra usaha, sektor penjualan langsung juga turut berkontribusi menjaga keberlangsungan usaha produsen dalam negeri. Sebanyak 51,86 persen jenis produk yang dijual merupakan produk dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini