Putus Kontrak 700 Karyawan, Berapa Pengeluaran Garuda (GIAA) untuk Karyawan ?

Bisnis.com,28 Okt 2020, 11:05 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa & Rivki Maulana
Pesawat Garuda bermasker

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) melansir menyelesaikan lebih awal ikatan kerja kerja 700 karyawan berstatus tenaga kerja kontrak.Keputusan sulit tersebut diambil untuk memastikan keberlangsungan perusahaan yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penyelesaian masa kontrak lebih awal akan dimulai pada 1 November 2020. Dia menambahkan, keputusan itu, murni sebagai imbas turunnya tingkat permintaan layanan penerbangan selama masa pandemi.

Melalui penyelesaian kontrak lebih awal tersebut, Irfan juga memastikan akan memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini termasuk pembayaran di awal atas kewajiban Perusahaan terhadap sisa masa kontrak karyawan.

“Kebijakan tersebut merupakan keputusan sulit yang terpaksa kami ambil setelah melakukan berbagai upaya penyelamatan untuk memastikan keberlangsungan perusahaan di tengah tantangan dampak pandemi Covid-19,” jelasnya melalui siaran pers, Selasa (27/10/2020).

Pandemi virus corona memang memberikan dampak luas terhadap industri penerbangan global. Maskapai penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific misalnya, telah memecat 5.900 karyawan. Singapore Airlines juga telah mengurangi 4.300 karyawan akibat dampak pandemi.

Sementara itu, kinerja Garuda Indonesia hingga Juni 2020 amat terpukul. Emiten bersandi saham GIAA itu menderita kerugian US$712,72 juta atau setara Rp10,19 triliun. (Kurs Rp14.302). Adapun di Juni 2019, Garuda masih menangguk laba bersih US24,11 juta.

Pembatasan penerbangan dan penerapan pembatasan sosial berskala besar membuat pergerakan penumpang menurun drastis. Dalam enam bulan 2020, pendapatan Garuda dari penerbangan berjadwal turun 60 persen menjadi US$750,28 juta.

Pendapatan lain-lain juga turun 56 persen menjadi US$145,47 juta. Pos ini berasal dari pendapatan biro perjalanan, pemeliharaan pesawat, jasa boga, hingga layanan terkait penerbangan.

Secara khusus, pengeluaran untuk beban karyawan bisa tergambar dari arus kas operasi. Per Juni 2020, pembayaran kas kepada karyawan mencapai US$221,09 juta atau Rp3,16 triliun. Adapun total karyawan Garuda Indonesia per Juni 2020 mencapai 15.520

Irfan menyampaikan kondisi pandemi ini memberi dampak jangka panjang terhadap kinerja perusahaan dengan kondisi perusahaan sampai saat ini belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Menurut maskapai pelat merah tersebut, sejak awal, kepentingan karyawan merupakan prioritas utama. Alhasil, ketika maskapai lain mulai mengimplementasikan kebijakan pengurangan karyawan, GIAA masih mengoptimalkan langkah strategis guna memastikan perbaikan kinerja perusahaan.

“Kami turut menyampaikan rasa terima kasih kepada karyawan yang terdampak kebijakan ini, atas dedikasi, dan kontribusinya yang telah diberikan terhadap perusahaan hingga saat ini,”tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini