Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Panin Tbk. (PaninBank) membukukan pertumbuhan laba sebesar 5,2 persen pada kuartal III/2020 kendati dihadapkan pada perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo, mengatakan secara individual (bank only) pihaknya mampu meraup laba bersih sebesar Rp2,33 triliun. Realisasi itu meningkat 5,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp2,21 triliun.
”Kami bersyukur dapat menjaga pertumbuhan laba, didukung dengan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat. Dengan sinergi bisnis yang menyeluruh baik di sektor perkreditan, tresuri dan jasa-jasa, kami berhasil menjaga pertumbuhan ditengah periode yang cukup berat bagi semua industri akibat pandemi Covid-19. Keberhasilan tersebut memberikan angin segar dan optimisme untuk terus tumbuh dan berkembang," jelas Herwidayatmo dalam keterangan resmi, Kamis (29/10/2020).
Secara konsolidasi, laba operasional sebelum pencadangan milik emiten dengan kode sahm PNBN ini tumbuh sebesar 12,1 persen pada kuartal III/2020 atau menjadi Rp4,76 triliun. Kualitas aset terkendali dengan non performing loan atau NPL (net) 0,58 persen, dan posisi permodalan yang sangat kuat dan likuiditas terjaga dengan optimal.
Peningkatan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan fee based income yang mencapai Rp. 2,26 triliun, naik 79,2 persen yoy.
"Hal ini sejalan dengan meningkatnya transaksi surat-surat berharga ditengah kecenderungan penurunan suku bunga pasar."
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak Covid-19, sambung Herwidayatmo, sampai dengan triwulan ketiga tahun ini ini PaninBank telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan yakni sebesar Rp1,78 triliun atau meningkat 96,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"PaninBank mengantisipasi dan memperhitungkan potensi peningkatan kredit bermasalah sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada meningkatnya profil risiko portofolio kredit," jelas dia.
Adapun, total aset konsolidasi mencapai Rp216,59 triliun, naik dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp212,67 triliun.
Sementara itu, total kredit PaninBank sebesar Rp133,93 triliun, mengalami penurunan sebesar 12,9 persen terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit di tengah lambatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel