Suburkan Produktivitas, Pupuk Indonesia Terapkan Aplikasi Digital Fertilizer

Bisnis.com,01 Nov 2020, 18:00 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Digital Fertilizer dapat menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi bahan baku dan biaya pemeliharaan, meningkatkan reliability, serta menurunkan angka shutdown di pabrik. /Pupuk Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) memperkuat digitalisasi dalam operasional perusahaan untuk menjaga produktiftivitas dan adaptif dengan perubahan akibat pandemi Covid-19. Salah satu terobosannya ialah mendayagunakan aplikasi Digital Fertilizer.

Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan Digital Fertilizer merupakan aplikasi yang dapat memonitor seluruh aspek performance pabrik. Digital Fertilizer dapat menunjang kinerja produksi seperti peningkatan efisiensi bahan baku dan biaya pemeliharaan, meningkatkan reliability, serta menurunkan angka shutdown di pabrik.

“Penerapan Digital Fertilizer terdiri atas process monitoring, asset monitoring, reliability and maintenance, dan digital Asset. Aplikasi ini mampu memberikan informasi secara dini tingkat kesehatan peralatan pabrik sebagai dasar dalam rencana perbaikan yang diperlukan tiap pabrik,” katanya melalui siaran pers, Minggu (1/11/2020).

Saat ini terdapat empat pabrik yang telah menjadi pilot plant dalam pengembangan program ini antara lain pabrik Pusri-IIB, Kujang-1B, PKT-5, dan PKG-1B. Pabrik ini dipilih karena dari segi teknologi memadai untuk dapat dilakukan digitalisasi dan tiga diantaranya merupakan pabrik baru yang kapasitasnya besar sehingga perlu dijaga keandalannya.

Di samping itu, dalam menjalankan proses bisnis, Perusahaan juga telah mengimplementasikan Single System Enterprise Resources Planning (ERP) SAP, bertujuan agar proses bisnis lebih terintegrasi antara satu dan lainnya. Implementasi ERP mencakup proses bisnis produksi, pemeliharaan, pemasaran, pengadaan, akuntansi, keuangan, hingga sumber daya manusia.

"Kami juga telah memaksimalkan penggunaan aplikasi Digital Office, Web Anggaran, E-Proc yang dapat diakses secara online dan paperless sehingga dapat mengurangi biaya,” ujarnya.

Pengelolaan risiko di Grup Pupuk Indonesia pun dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan terintegrasi melalui sistem Pupuk Indonesia Risk Management Application (Prisma).

Prisma menjadi sarana dalam melakukan proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko (risk control self assessment/RCSA) berbasis teknologi informasi. Prisma juga berfungsi sebagai dashboard bagi manajemen perusahaan untuk memantau pengelolaan risiko di Pupuk Indonesia Group serta mendukung pengambilan keputusan.

Interaksi Pupuk Indonesia dengan stakeholder pun telah menggunakan sistem layanan pelanggan terintegrasi dan whistle blowing system. Hasilnya, tersedia sarana komunikasi dan informasi terintegrasi antara Pupuk Indonesia dan pelanggan, serta calon pelanggan. Selain itu tersedia publikasi seputar mekanisme dan dugaan pelanggaran secara transparan yang dapat diakses secara online.

Tak hanya itu, dalam mendukung tugas penyaluran pupuk bersubsidi, perseroan juga telah mengembangkan aplikasi Web Commerce (WCM), Aplikasi Gudang (APG), dan Sistem Informasi Niaga (Siaga). Siaga merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang menyajikan informasi penebusan dan stok pupuk subsidi yang diakses secara real-time dan akurat.

"Aplikasi Siaga mampu menunjang penerapan aturan e-RDKK sehingga penyaluran dan pengendalian stok pupuk bersubsidi dapat lebih tepat sasaran, valid dan terverifikasi. Sekaligus mencegah terjadinya duplikasi penerima pupuk bersubsidi," kata Wijaya.

Pupuk Indonesia juga telah mengoptimalkan teknologi digital dalam pengelolaan arsip dan surat menyurat, pelaksanaan rapat virtual, hingga absensi kehadiran melalui aplikasi absensi online berbasis geo-tagging.

Tak ketinggalan, untuk memantau kondisi kesehatan pegawai, perusahaan juga telah memiliki aplikasi Pantau Covid-19 (Panco). Lewat aplikasi tersebut, perusahaan dapat mengetahui kondisi kesehatan terkini, riwayat pemantauan dan pemeriksaan terhadap karyawan, tenaga alih daya beserta keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini