Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran perusahaan pialang internasional berkantor pusat di Amerika Serikat, Merril Lynch pertama kali secara terbuka pada November 1994 membawa keriuhan di pasar modal Indonesia.
Masuknya Merril Lynch, disebut juga membawa ambisi membawa badan usaha milik negara (BUMN) pengelola infrastruktur yang siap go international, menyusul sukses PT Tri Polyta dan PT Indosat di bursa dunia.
"Kalau memang pemerintah Indonesia menghendaki agar Merril Lynch sebagai underwriter, kami akan bekerja keras untuk mensukseskannya. Kami sudah melakukan dengan emisi Tri Polyta dan Indosat," ujar Peter Clarke, Chairman of Merrill Lynch untuk Asia Pasifik di Jakarta seperti yang dilansir Bisnis Indonesia edisi 1 November 1994.