Harga Gabah di Tingkat Petani di Banten Oktober 2020 Turun

Bisnis.com,02 Nov 2020, 22:36 WIB
Penulis: M. Syahran W. Lubis
Ilustrasi petani menyemprotkan pestisida organik pada tanaman padi./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Luas panen padi di Provinsi Banten pada 2020 diperkirakan mencapai 325.450 hektare atau naik sekitar 21.720 hektare atau 7,15 persen dibandingkan dengan 2019.

Menurut keterangan resminya pada Senin (2/11/2020), Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyatakan produksi padi di daerah itu pada 2020 diperkirakan 1,64 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 173.000 ton atau 11,76 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

“Jika produksi GKG pada 2020 dikonversi menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras di Provinsi Banten pada 2020 sebesar 931.180 ton, bertambah 98.000 ton atau 11,76 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” demikian keterangan resmi BPS Banten.

Sementara itu, mengenai nilai tukar petani (NTP), BPS Banten menyebutkan NTP di provinsi itu pada Oktober 2020 sebesar 100,82 atau turun 1,13 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.

Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Banten pada Oktober 2020 sebesar 100,26 atau turun 1,22 persen dibandingkan dengan NTUP bulan sebelumnya.

Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Oktober mengalami penurunan untuk semua kualitas, untuk GKG turun 0,63 persen, gabah kering panen (GKP) turun 1,76 persen, dan gabah kualitas rendah turun 2,57 persen.

Rata-rata harga gabah Oktober 2020 di tingkat petani untuk kualitas GKG Rp4.686 per kg, GKP Rp4.288 per kg, dan kualitas rendah Rp3.700 per kg.

Harga terendah sebesar Rp3.700 per kg untuk kualitas rendah varietas Ciherang dan Mekongga, harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp5.200 per kg untuk kualitas GKG varietas Ciherang.

Adapun upah nominal buruh tani pada Oktober 2020 naik 0,02 persen menjadi Rp65.687 per hari, walaupun secara riil turun dari Rp. 61.421 menjadi Rp. 61.350 per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini