Makin Tiarap, Laju Inflasi 2020 Diproyeksi Sulit Capai 1,5 Persen

Bisnis.com,02 Nov 2020, 17:05 WIB
Penulis: Maria Elena
Pasar Tradisional. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat inflasi pada akhir 2020 diprediksi akan lebih rendah dari target batas bawah Bank Indonesia yang ditetapkan sebesar 2 persen.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan tingkat inflasi pada 2020 akan berada pada kisaran 1 hingga 1,4 persen meski permintaan pada sisa dua bulan tahun ini diproyeksi akan meningkat secara bertahap.

"Ini berarti perkiraan kami lebih rendah dari target bawah Bank Indonesia tahun 2020 sebesar 2 persen. Ini juga lebih rendah dari realisasi inflasi 2019 yang sebesar 2,59 persen," katanya, Senin (2/11/2020).

Faisal mengatakan sepanjang 2020, komponen harga yang diatur pemerintah, terutama peningkatan tarif layanan transportasi akan tertahan di tengah penerapan pembatasan sosial.

Di sisi lain, harga pangan diprediksi relatif stabil sehingga tidak ada tekanan berarti pada harga yang bergejolak sejalan dengan pasokan pangan yang terjaga.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan masih akan tertekan karena aktivitas ekonomi yang berkurang, baik dari sisi permintaan maupun penawaran, akibat dampak dari pandemi Covid-19.

"Selain itu, kami melihat dampak peningkatan uang beredar dari stimulus ekonomi Covid-19 terbatas pada inflasi tahun ini karena perputaran uang melambat mengikuti permintaan yang lesu. Dampaknya diproyeksikan terjadi tahun depan," jelasnya.

Menurut Faisal, penyumbang inflasi pada tahun ini, yaitu inflasi pada kelompok pengeluaran perawatan kesehatan dan peningkatan harga emas perhiasan yang relatif lebih tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rilisnya pada Senin (2/11/2020) melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober mengalami inflasi tipis, yaitu sebesar 0,07 persen (month to month/mtm).

Secara tahunan, inflasi pada Oktober 2020 tercarar sebesar 1,44 persen (year on year/yoy) dan secara tahun kalender inflasi mencapai 0,95 persen (year to date/ytd).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi terbesar yaitu makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,07 persen. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi di anitaranya cabai merah, bawang merah, dan minyak goreng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini