Kian Terpojok, Trump Ancam Gugat Hasil Pemilu

Bisnis.com,03 Nov 2020, 06:36 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Joe Biden dan Donald Trump bersaing keras meraup suara terbanyak di Pilpres AS 2020./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump meragukan integritas penghitungan suara dan memperingatkan akan mengerahkan para pengacara untuk menggugat hasil pemilu usai pemungutan suara.

“Saya menilai ini suara palsu. Kami akan memenangkan pemilu ini,” kata Trump di North Carolina sehari menjelang pemungutan suara resmi seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (3/11/2020).

Upaya terbarunya untuk menodai proses demokrasi itu dinilai memperdalam rasa kekhawatiran publik beberapa jam sebelum Hari Pemilihan pada hari ini waktu setempat.

Manuver Trump itu dilakukan menjelang sidang pengadilan di negara bagian Texas atas permintaan Partai Republik untuk mengeluarkan 127.000 surat suara di sebuah negara bagian terpenting tersebut.

Kasus tersebut adalah salah satu dari sejumlah langkah hukum Partai Republik untuk menghentikan penghitungan suara atau menolak surat suara yang masuk lebih awal. Mereka khawatir karena Layanan Pos menerima terlalu banyak surat suara menjelang batas waktu berakhir.

Ketakutan juga meningkat kalau Trump mencoba untuk menyatakan kemenangan sebelum semua suara dihitung, sedangkan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden masih menyelesaikan kampanye terakhirnya.

Masih tingginya paparan wabah Covid-19 yang disangkal dan diremehkan Trump dinilai kian mempersulit kehidupan jutaan orang yang akan menuju ke tempat pemungutan suara pada hari ini. Suara mereka akan bergabung dengan rekor 95 juta warga yang telah memberikan suara lebih awal.

Sementara itu, Biden masih memimpin dalam pemilihan nasional (popular vote) meski dengan margin yang lebih sempit di banyak negara bagian utama seperti dikutip CNN.com. Namun, jalan menuju kemenangan kian terbuka.

Meski peluang Trump untuk mendapatkan 270 suara elektoral (electoral college) kecil, tetapi masih ada sedikit harapan baginya untuk memenangkannya.

Trump mengandalkan lonjakan jumlah pemilih di Hari Pemilu dari para pendukungnya untuk mendorong membuka jalan baginya kembali menuju ke Gedung Putih.

Dalam penyimpangan yang luar biasa dari tradisi politik Amerika Serikat, Trump telah mewacanakan bahwa pemilihan itu "dicurangi" dan membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara melalui surat itu korup dan telah menolak untuk menjamin transfer kekuasaan secara damai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini