Tiga 'Mantra Sakti' Hadapi Banjir Jakarta, Ini Kata Anies Baswedan

Bisnis.com,04 Nov 2020, 13:48 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi-Warga menaiki perahu karet saat melintasi banjir di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa (25/2/2020)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir musiman menjadi hal yang kerap terjadi di Jakarta. Menghadapi kemungkinan terjadinya banjir, Gubernur DKI Anies Baswedan menyebutkan tiga kata kunci.

Tiga kata kunci yang bisa diibaratkan sebagai "mantra sakti" menyakut kesiapan melakukan pengendalian banjir saat menghadapi musim penghujan di Ibu Kota.

"Tiga kata kunci utama menjadi prinsip bagi seluruh petugas, jajaran dan relawan untuk menghadapi musim hujan yaitu siaga, tanggap, dan galang," tegas Anies usai apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan di lapangan JIC II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11/2020).

Anies menjelaskan siaga diartikan dengan menyiapkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menghadapi semua kemungkinan terjadi saat musim penghujan.

Kemudian, tanggap dimaknai selalu memantau dengan dekat perkembangan cuaca khususnya hujan sehingga dapat merespons dengan cepat apa pun kondisinya.

Tanggap akan menjadi bagian dari keseharian seluruh peserta apel di beberapa waktu yang akan datang. Karena itu, prosedur operasional standar (SOP) yakni sinergi antar seluruh unsur dipersiapkan agar dapat bekerja di lapangan dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya, galang merupakan manifestasi dari kegotongroyongan bangsa dalam menghadapi bencana dengan menghimpun seluruh kekuatan dan saling memanggul bersama amanat yang diembankan.

"Seluruh kegiatan menjadi tanggung jawab bersama yang dikolaborasikan dengan baik," ujar Anies.

Anies menyampaikan sistem drainase DKI Jakarta memiliki ambang batas. Rata-rata memiliki kapasitas maksimal untuk menampung curah hujan 100 milimeter per hari.

Anies juga menjelaskan tiga sumber tantangan Jakarta selama musim hujan. Pertama, curah hujan lokal ekstrem yang kini ditambah dengan fenomena La Niña. Kedua, hujan yang sangat intensif di kawasan pegunungan (hulu) dan membawa air ke kawasan pesisir (hilir).

Kemudian yang ketiga adalah permukaan air laut yang meningkat di kawasan yang permukaan tanahnya mengalami penurunan, sehingga terjadi banjir rob.

Selain itu, Anies menekankan dua indikator utama dalam keberhasilan menghadapi dampak musim hujan yang ekstrem yakni memastikan seluruh masyarakat selamat (tidak ada korban) dan genangan dapat surut dalam waktu kurang dari enam jam setelah hujan reda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini