BTN, BCA, dan Bank Mandiri Incar Dana Pemerintah dan Korporasi

Bisnis.com,04 Nov 2020, 18:42 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Penghimpunan giro bank besar meningkat drastis di tengah pandemi Covid-19. Bank besar pun masih mengincar pertumbuhan giro dengan mengintensifkan dana pemerintah maupun dana korporasi yang terparkir.

Adapun, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank sejak Agustus 2020 telah mencapai double digit, berlanjut pada September tumbuh 12,88% secara year on year (yoy). Pertumbuhan DPK tersebut seiring dengan penempatan dana pemerintah ke perbankan. Berdasarkan kontribusi terhadap pertumbuhan, porsi giro meningkat signfikan dari 2 sampai 3% menjadi sekitar 5% dalam dua bulan terakhir.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 18,66% (yoy) menjadi Rp273,33 triliun. Pertumbuhan DPK tertinggi memang masih berasal dari deposito yang tumbuh 24,99% (yoy). Namun, pertumbuhan giro tidak kalah fantastis pada kuartal III/2020 yang berhasil naik 22,72% (yoy) menjadi Rp62,74 triliun.

Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin mengatakan mulai tahun ini perseroan intensif menghimpun giro dari pemerintah karena peluang dari sisi volume maupun potesi dana pemerintah lebih banyak dibandingkan sumber DPK lainnya. Apalagi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pemerintah semakin besar dengan penempatan pasti akan cenderung dilakukan dengan bentuk giro.

"Iya (giro pemerintah) kita akan intensif kan karena banyak turunan bisnisnya terkait payroll atau tunjangan kinerja maupun rekanan satuan kerjanya," katanya kepada Bisnis, Rabu (4/11/2020).

Porsi giro dari dana pemerintah per September 2020 di Bank BTN mencapai 60%, sedangkan sisanya bersumber dari dana korporasi yang terparkir karena kegiatan produksi yang terhambat pandemi. Sebelumnya, porsi giro pemerintah hanya 50% di BTN. Pertumbuhan porsi yang mencapai 60% ini seiring dengan adanya giro Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pemerintah.

Selain itu, giro korporasi di BTN juga meningkat cukup signfikan. Menurutnya, seiring dengan pertumbuhan giro tersebut, perseroan mampu menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) hingga ke posisi 4,98%.

"CoF akan turun lagi karena BTN cukup agresif turunkan bunga terutama untuk deposito. BTN saat ini lebih fokus untuk menghimpun CASA di kementerian atau lembaga pemerintah, BUMN beserta anak perusahaannya serta swasta besar," sebutnya.

Setali tiga uang, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga membukukan pertumbuhan giro yang tinggi. Dari total penghimpunan DPK BCA senilai Rp780,678 triliun pada kuartal III/2020, pertumbuhan giro melesat 14,3% (yoy).

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan hingga akhir September 2020, BBCA berhasil menghimpun giro Rp205,4 triliun. Segmen korporasi menjadi penopang pertumbuhan giro tersebut. "BCA mencermati kepercayaan nasabah menjadi kunci utama pertumbuhan kinerja perseroan di tengah tantangan yang dinamis saat ini," katanya.

Terpisah, PT Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga membukukan kenaikan giro yang drastis. Dari total dana yang dihimpun perseroan senilai Rp1.024 triliun, giro mampu tumbuh 33,1% (yoy) pada kuartal III/2020.

Direktur Information Technology Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan pertumbuhan dana murah itu mendukung upaya BMRI menekan biaya dana yang mencapai level 2,72%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan DPK perbankan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit sehingga mendorong likuiditas perbankan semakin kuat. Pertumbuhan DPK tersebut seiring dengan penempatan dana pemerintah ke perbankan.

"Hal ini terlihat dengan pertumbuhan DPK pada bank BUMN dan BPD yang merupakan bank-bank penerima dana dari pemerintah," katanya belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini