Phsyical Distancing Masih Jadi Upaya Paling Efektif Cegah Covid-19

Bisnis.com,05 Nov 2020, 17:15 WIB
Penulis: Rezha Hadyan
Petugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang KRL commuter sebelum memasuki stasiun Depok Lama di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020). Penumpukan calon penumpang ini disebabkan aturan physical distancing di dalam stasiun dan gerbong kereta, serta pembatasan jam operasional kereta akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Jaga jarak fisik (physical distancing) dinilai masih menjadi upaya paling efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam, jaga jarak fisik masih menjadi upaya paling efektif untuk menekan penyebaran virus yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV2 itu. Adapun, upaya lainnya seperti memakai masker dan pelindung wajah (faceshield) masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga setelah jaga jarak fisik.

"Physical distancing itu paling efektif, kemudian [pakai] masker, [pakai] face shield. Kalau sudah semuanya dipakai kecil kemungkinan kita tertular [Covid-19]," katanya dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (5/11/2020).

Oleh karena itu, Ari terus meningatkan masyarakat agar selalu menerapkan jaga jarak fisik saat melakukan aktivitas sehari-hari, alih-alih hanya mengenakan masker dan pelindung wajah saja. Tak dapat dipungkiri, masih ada yang abai atau lupa untuk menerapkan jaga jarak fisik, terutama di tempat-tempat yang berpotensi jadi sumber penularan Covid-19.

"Contohnya duduk bareng jangan hadap-hadapan, agar droplet tidak mengarah langsung ke kita atau sebaliknya. Nggak [terlihat] apa-apa seperti musuhan juga. Demi kebaikan," tegasnya.

Walaupun demikian, Ari menilai kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran Covid-19 sudah makin baik. Salah satu contoh adalah penerapan etika batuk yang sebelumnya cenderung diabaikan.

"Awareness-nya sudah sampai, sudah baik. Sekarang mana ada yang batuk sembarangan walaupun pakai masker. Di bis saja contohnya ngedehem orang lain sudah pada takut," selorohnya.

Terakhir, Ari juga mengingatkan masyarakat agar tidak berbicara terlalu keras apalagi sampai tertawa terbahak-bahak ketika berada di tempat umum. Pasalnya, dua aktivitas tersebut melepaskan droplet dengan tekanan tinggi yang tentunya meningkatkan potensi penularan Covid-19.

"Dropletnya lepas, tekanannya tinggi, tetapi ya ini masih perlu penelitian lebih lanjut lagi. Tetapi tetap harus dihindari," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini