Menolak Kalah di Pilpres AS, Pendukung Trump Bentrok dengan Polisi dan Garda Nasional

Bisnis.com,05 Nov 2020, 17:00 WIB
Penulis: Ika Fatma Ramadhansari
Suasan demonstrasi protes yang berakhir ricuh di depan Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020). Bloomberg/Getty Images/Alex Wong

Bisnis.com, JAKARTA - Baru sehari setelah pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), para aktivis telah berbaris di kota-kota untuk melakukan aksi demo.

Para pengunjuk rasa yang tersebar di negara bagian AS memperingatkan lakukan demo dalam skala besar jika Presiden Donald Trump kalah dalam Pilpres AS 2020. Simpatisan Trump tersebut juga menolak untuk mengakui jika Capres dari Partai Demokrat tersebut keluar sebagai pemenang.

Dilansir Fox News, Gubernur Oregon Kate Brown telah mengaktifkan Pengawal Nasional negara bagian dalam upaya untuk membantu otoritas lokal dengan aksi kekerasan yang meluas di Portland.

Hal itu berdasarkan keterangan Kantor Polisi Multnomah atau Multonomah Country Sheriff's Office. Otoritas Portland mengumumkan kerusahan terjadi pukul 22.00 waktu setempat.

"Setidaknya delapan orang telah ditangkap setengah jam kemudian," tulis Fox News seperti dikutip Bisnis, Kamis (5/11/2020).

Setelah itu, satu orang demonstran kembali ditangkap di tengah kerusuhan yang masih terjadi. Jika kondisi masih seperti itu, kemungkinan akan lebih banyak lagi pendemo yang akan ditangkap polisi.

Melalui media sosial, Fox News mengabarkan tersebarnya video demonstrasi yang terjadi di New York. Video singkat menunjukkan polisi dan demonstran dalam konfrontasi yang memanas.

"Kepolisian setempat atau NYPD mengumumkan setidaknya menangkap 20 aktivis yang diduga berupaya membajak protes damai dengan kekerasan dan vandalisme," ujarnya.

Sementara itu, polisi di Minneapolis menutup lalu lintas di Interstate 94 setelah pengunjuk rasa berbaris ke jalan raya. Pengunjuk rasa di Portland pun dilaporkan telah menghentikan lalu lintas.

Di belahan negara bagian lain di AS, kepolisian di Los Angeles mengumumkan adanya perkumpulan yang melanggar hukum dan memerintahkan pengunjuk rasa untuk bubar.

Di Phoenix, pengunjuk rasa berkumpul di luar Maricopa Country Recorder's Office, mereka kesal dengan penghitungan suara yang sedang berlangsung di sana.

Beberapa orang berhasil masuk ke dalam gedung setelah menyamar sebagai reporter. Namun, pihak berwajib dengan cepat mengamankan oknum tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Donald Trump minta agar penghitungan surat surata di wilayah Michigan dihentikan. Namun, hal itu dinilai sebagai konyol.

Komentar itu langsung datang dari Sekretaris Negara Bagian Michigan Jocelyn Benson. Dia menanggapi tuntutan yang diajukan tim kampanye Trump, dalam sebuah konferensi pers, Rabu (4/11/2020) waktu setempat.

"Saya yakin hal ini konyol," kata Benson

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini