Strategi Korporasi di Masa Pandemi, Fokus pada Optimalisasi dan Efisiensi

Bisnis.com,05 Nov 2020, 21:46 WIB
Penulis: M. Richard
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi ekonomi domestik yang dipengaruhi oleh pandemi memaksa semua pelaku usaha untuk meredefinisi strategi bisnisnya. Meski demikian, pelaku usaha masih tetap optimistis menjaga kinerja dengan optimalisasi dan efisiensi operasional, sambil mencari peluang transformasi baru.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Haru Koesmahargyo mengatakan pandemi merupakan masa sulit untuk semua pelaku usaha. Bagi perbankan, khususnya BRI yang fokus pada pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, juga tidak tidak mudah melewati masa pademi tahun ini.

Namun, dia mengatakan optimalisasi jaringan masih dapat dilakukan pada tahun ini guna menjaga kinerja. "Kami lebih fokus pada optimalisasi dengan memanfaatkan jaringan dan semua sumber daya manusia termasuk semua mitra ketiga kami seperti laku pandai,” katanya dalam webminar CFO Round Table Virtual Meeting bertajuk "Finance Insights: Build Resiliency & Outperform with Agility in Turbulent Times" yang digelar Bisnis Indonesia bersama Oracle, Kamis (5/11/2020).

Di samping itu, dia menyebutkan perseroan meningkatkan efisiensi dengan pemanfaatan digital baik untuk produk maupun operasional. Menurutnya, upaya ini tergolong cukup mulus bagi perseroan karena sudah mulai melakukan transformasi lebih awal sebelum masa pandemi.

“Bahkan kami sekarang terus gencar mengembangan produk untuk dapat lebih banyak menambah number of account kami,” sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Jasa Marga (persero) Tbk. Donny Arsal pun menyebutkan efisiensi merupakan hal yang diutamakan pada masa pandemi.

Jasa Marga melakukan restrukturisasi kewajiban agar pengeluaran beban utang tidak terlalu menekan kas. Selanjutnya, perseroan melakukan penyesuaian dalam pengoperasian pintu-pintu tol yang dikelolanya. Meski hal ini menuntut penyesuaian dalam pengelolaan sumber daya manusia, tetapi perseroan tetap dapat mengedepankan pemanfaatan tenaga kerja yang ada.

“Turunnya kinerja membuat kami perlu melakukan penyesuaian dari jam kerja dan jumlah tenaga kerja. Namun, bukan berarti memberhentikan, kami lebih mendistribusikannya ke entitas anak,” sebutnya.

Di luar itu, dia menyebutkan pandemi juga momentum perseroan untuk melakukan tranformasi pelayanan, yakni dengan memperbanyak pintu tol non-kartu. Hal ini terus dikembangkan, agar pelanggan dapat merasakan perubahan lebih bermanfaat pasca-pandemi.

Senior Sales Director Applications Oracle Indonesia Iman Muhammad menyampaikan masa pandemi merupakan masa untuk lebih fokus pada strategi efisiensi.

Namun, dia menyebutkan pandemi merupakan masa yang tepat untuk melakukan transformasi digital. Pasalnya, banyak operasional yang harus tetap berjalan meski banyak tenga kerja tidak dapat datang secara fisik ke kantor.

Dia menjelaskan, kendala utama yang sering ditemui dalam proses transformasi adalah penataan kembali sistem back office. Meski nampak sepele, back office yang kurang memadai justru membuat pengambilan keputusan makin berisiko di tengah ketidakpastian masa pandemi.

“Masa pandemi ini memang tidak mudah, semua hal menjadi tidak pasti. Sistem back office yang kuat justru menjadi kuncinya,” sebutnya.

Dia melanjutkan, perusahaan harus memastikan semua sistem data terhubung secara real time dan terpusat dari satu sumber data. Selanjutnya, manajemen perusahaan perlu memastikan semua data tersebut dapat diposes secara mudah, hingga dapat menghasilkan sebuah skenario dalam membantu pengambilan keputusan.

"Terakhir, perusahaan juga perlu menggandeng mitra teknologi terpercaya guna memastikan pemanfaatan sepenuhnya teknologi terbaru, sehingga daya saing juga dapat terus meningkat selama masa pandemi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini