Bisnis.com, JAKARTA - Bankir swasta optimistis pada kinerja sektor jasa keuangan jelang akhir 2020. Hanya saja, keberhasilan menangani pandemi Covid-19 masih menjadi pertanyaan besar bagi bankir untuk menghadapi situasi ekonomi ke depan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara kuartalan, sektor jasa keuangan pada kuartal III/2020 mampu tumbuh 2,59%. Padahal, pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan sektor jasa keuangan terkoreksi minus 10,3%. Meskipun, secara tahunan, pertumbuhan sektor jasa keuangan justru masih terkontraksi 0,95%.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan dirinya selalu optimistis dalam memproyeksi kinerja perbankan. Hanya saja, realisasinya sangat sulit diprediksi. Pasalnya, penanganan Covid-19 yang masih belum berhasil hingga saat ini menjadi kunci pertumbuhan ekonomi.
"Yang susah diprediksi misalnya habis libur panjang korban Covid, nambah ga nih, kalau nambah ada pengetatan PSBB, ceritanya akan lain kalau tidak diketatkan lagi, kalau tidak diketatin lagi masih optimis baik sedikit-sedikit," katanya kepada Bisnis, Kamis (5/11/2020).
Pertumbuhan sektor jasa keuangan tersebut seiring dengan optimisme kredit yang akan terus tumbuh. Bahkan, pada periode berikutnya, kredit diyakini dapat tumbuh tipis di kisaran 0,15% sampai 0,2% month to month (mtm).
Seiring dengan kredit yang tumbuh, BCA pun meyakini kredit bermasalah (non performing loan/NPL) akan dapat ditekan. Menurutnya, bank harus tetap optimistis untuk mendorong kinerja kredit tetap dapat tumbuh. Bank pun masih akan terus memnyalurkan kredit baru selama demand masih ada.
"Harus tetap optimis, harus beri kredit baru terus, tetapi kalau banyak yang kembalikan dan cicil kredit lamanya kan tidak bisa dilarang," sebutnya.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan optimisme merupakan hal yang wajib dimiliki sektor jasa keuangan di tengah pandemi. Hanya saja, perbankan juga harus realisis terjadap tantangan ekonomi dan pembatasan sosial yang ada.
Maybank pun mengaku masih sulit memprediski pertumbuhan kredit dan realisasi NPL ke depannya. Bank pun akan mengikuti perkembangan yang ada dengan tetap melihat setiap peluang. "Kita juga realistis terhadap tantangan ekonomi dan pembatasan sosial yang ada. Perbankan sifatnya mengikuti ekonominya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel