Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten yang memiliki portofolio bisnis berkaitan dengan komoditas nikel telah berhasil mencuri perhatian investor dalam beberapa perdagangan terakhir.
Demam saham itu lantaran harga komoditas berada dalam tren bullish dan prospek gencarnya penetrasi kendaraan listrik secara global, mengingat logam dasar itu merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
Berdasarkan data Bloomberg, harga nikel di bursa London telah menguat hingga 9,42 persen sepanjang tahun berjalan 2020. Nikel sempat ditutup di level US$16.023 per ton pada medio Oktober 2020, posisi penutupan tertinggi nikel sejak 11 bulan terakhir.