Indonesia Resmi Resesi, Apa Bedanya dengan Depresi?

Bisnis.com,06 Nov 2020, 17:03 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Wajah properti Jakarta./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia telah resmi masuk ke zona resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja pada kuartal III/2020.

Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi -3,49 persen secara tahunan. Pada kuartal sebelumnya, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen yoy.

Setelah dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB mencatatkan negatif, maka ekonomi suatu negara disebut resesi.

Selain ekonomi terkontraksi dua kuartal berturut-turut, apa tanda lain dari resesi?

Bisnis merangkum berbagai sumber tentang pengertian resesi ekonomi.

Dikutip dari Merriam Webster, resesi ekonomi adalah penurunan tren di siklus bisnis, salah satunya ditandai dengan adanya penurunan produksi dan tenaga kerja.

Tren ini menekan pendapatan dan belanja rumah tangga yang memicu penundaan investasi atau pembelian barang di sisi bisnis dan rumah tangga. Resesi dapat terbatas secara geografis, misalnya hanya terjadi di satu negara saja.

Jika dilihat secara teknikal, resesi ditandai dengan penurunan angka produk domestik bruto (PDB) ke teritori minus atau mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Contoh kasus resesi di dunia a.l. krisis sub-prime mortgage 2008 dan krisis Yunani.

Dilansir dari The Economic Times pada Kamis (5/11/2020), resesi adalah perlambatan atau kontraksi besar-besaran dalam kegiatan ekonomi. Penurunan pengeluaran yang signifikan umumnya mengarah pada resesi.

Ada beberapa indikator yang menunjukkan tanda-tanda resesi, misalnya banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, perusahaan menghasilkan lebih sedikit penjualan, terakhir pengeluaran (output) ekonomi negara secara keseluruhan mengalami penurunan.

Lalu, apa perbedaan dengan depresi?

Menurut Merriam Webster, depresi adalah penurunan signifikan di dalam siklus bisnis. Penurunan ini lebih parah dan dalam dibandingkan dengan siklus di dalam resesi.

Depresi dapat dikatakan sebagai resesi dalam siklus yang panjang. Depresi ekonomi ditandai dengan merebaknya jumlah pengangguran, penurunan serius di sektor konstruksi dan penurunan tajam di perdagangan internasional dan pergerakan aliran modal.

Depresi menjangkau wilayah yang lebih luas dalam tatanan global. Tanda-tanda depresi adalah ketika angka PDB terkontraksi hingga 10 persen lebih.

Contoh kondisi depresi, yaitu Great Depression pada tahun 1930-an dan Long Depression pada 1870-1890-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini