Ini Dia, Lima Perusahaan Asuransi Umum dengan Premi Tertinggi. Siapa Saja?

Bisnis.com,09 Nov 2020, 18:40 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan asuransi umum mencatatkan perolehan premi yang cemerlang di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona. Selain itu, pemimpin pasar asuransi umum mengalami penurunan perolehan premi, tetapi masih bertengger di urutan atas.

Bisnis melakukan rekapitulasi kinerja asuransi umum berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020 yang sudah dipublikasikan hingga Senin (9/11/2020). Dari rekapitulasi tersebut tercatat bahwa sejumlah perusahaan tetap mengalami pertumbuhan premi.

Meskipun begitu, tak sedikit perusahaan asuransi kerugian yang mengalami penurunan premi per September 2020. Tak heran, tekanan ekonomi akibat penyebaran Covid-19 membuat daya beli masyarakat menurun dan berimbas terhadap kinerja asuransi.

Berdasarkan rekapitulasi Bisnis, PT Asuransi Sinar Mas (ASM) tercatat menjadi perusahaan asuransi umum dengan perolehan premi tertinggi pada kuartal III/2020 yakni Rp7,31 triliun. Capaian itu turun 6,05 persen (year-on-year/yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp7,78 triliun, tetapi ASM tetap menjadi jawara.

Meskipun preminya menurun, laba perseroan justru tumbuh cukup signifikan. Pada kuartal III/2020, ASM membukukan laba Rp670,73 miliar atau naik 48,86 persen (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp450,59 miliar.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (Tugu Insurance) menempati posisi kedua dengan perolehan premi pada kuartal III/2020 senilai Rp4,57 triliun. Jumlah tersebut turun 7,36 persen (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp4,93 triliun.

Tugu tercatat sebagai perusahaan asuransi umum dengan aset terbesar di klasemen lima teratas. Pada kuartal III/2020, perseroan mencatatkan aset Rp20,19 triliun, turun 6,01 persen (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp21,48 triliun.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) berada di posisi ketiga dengan perolehan premi kuartal III/2020 senilai Rp2,78 triliun. Capaian premi tersebut turun 9,42 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal III/2019 senilai Rp3,07 triliun.

Perusahaan pelat merah yang menjadi anggota dari Indonesia Financial Group (IFG) itu mencatatkan nilai aset Rp12,95 triliun pada kuartal III/2020. Nilainya tumbuh hingga 8,89 persen (yoy) dibandingkan dengan aset per kuartal III/2019 senilai Rp11,89 triliun.

PT Asuransi Adira Dinamika Tbk. menempati posisi keempat dalam perolehan premi kuartal III/2020, yakni senilai Rp1,5 triliun. Angka itu mencatatkan pertumbuhan tertinggi di klasemen lima teratar, yakni naik 23,1 persen (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp1,22 triliun.

Pada kuartal III/2020, Asuransi Adira membukukan aset Rp7,47 triliun. Seperti halnya premi, pertumbuhan aset perseroan pun menjadi yang tertinggi, yakni 30,33 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal III/2019 senilai Rp5,73 triliun.

Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG) menempati posisi kelima dengan perolehan premi kuartal III/2020 senilai Rp1,44 triliun. Capaian itu tumbuh 12,51 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal III/2019 senilai Rp1,28 triliun.

Di antara lima perusahaan teratas, AMAG bersama ASM tercatat mampu membukukan laba di tengah pandemi. Pada kuartal III/2020, laba AMAG senilai Rp81,08 tumbuh 28,25 persen (yoy) dari posisi kuartal III/2019 senilai Rp63,22 miliar.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Hastanto Sri Margi Widodo menyatakan bahwa pada kuartal III/2020, kontribusi asuransi umum terhadap produk domestik bruto (PDB) mengalami kenaikan, tetapi kinerja industri secara tahunan justru melemah.

Berdasarkan Statistik Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2020, industri asuransi umum membukukan premi bruto Rp47,33 triliun. Jumlah tersebut turun 6,78 persen (yoy) dari posisi September 2019 dengan premi bruto senilai Rp50,78 triliun.

Menurutnya, sejumlah perusahaan mampu menjaga kinerja, tetapi tidak sedikit pula yang kesulitan. Widodo menilai bahwa kondisi yang sulit itu perlu diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan asuransi dengan mencegah dampak dari lini bisnis yang tertekan.

"Kepercayaan pasar [untuk membeli asuransi] rendah pada tahun ini, pendapatan premi liabilitas panjang tidak terjadi. Sebelum-sebelumnya ada premi multiyears [yang masih menjadi sumber perolehan industri]," ujar Widodo kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).

Dia menjabarkan bahwa kondisi kuartal IV/2020 akan sangat bergantung kepada banyak hal. Selain faktor penanganan pandemi, salah satu hal yang paling utama yakni kekuatan asuransi sebagai penunjang perbankan dan pembiayaan melalui asuransi kredit.

Menurut Widodo, perusahaan-perusahaan harus mencermati kualitas dan kebijakan proteksi dari polis asuransi kredit. AAUI menilai bahwa terdapat risiko kenaikan klaim asuransi kredit yang dibayangi oleh penurunan perolehan preminya.

Selain itu, masih minimnya mobilitas masyarakat pun membuat industri tetap harus mencermati asuransi properti, sebagai lini bisnis utama dari asuransi umum. Menurut Widodo, nasabah perhotelan perlu mendapatkan perhatian.

Masih rendahnya aktivitas pariwisata membuat okupansi hotel masih relatif rendah, hal itu pun berpengaruh terhadap kemampuan hotel dalam membayar premi asuransi properti. Widodo menilai bahwa industri pun perlu menyusun strategi yang tepat dalam mendongkrak kinerja pada sisa tahun ini.

"Memang pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik [BPS] menyampaikan [bisnis hotel] mulai mendekati sebelumnya, tapi itu hotel-hotel selain di Bali," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini