Kabar Vaksin Covid-19 dan Euforia Pilpres AS Dorong Wall Street di Awal Perdagangan

Bisnis.com,09 Nov 2020, 21:49 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Kemajuan perkembangan vaksin Covid-19 dan euforia Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) mendorong laju indeks saham di bursa AS hari ini, Senin (9/11/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 3,99 persen ke level 3.645 pada pukul 09.33 waktu AS. Selanjutnya, indeks Dow Jones ikut menghijau dengan kenaikan 5,30 persen dan indeks Nasdaq tumbuh 0,86 persen.

Adapun, sentimen positif di pasar global berasal dari vaksin yang dikembangkan Pfizer Inc. dan BioNTech SE yang mampu menahan penyebaran Covid-19. 

Berdasarkan kajian perusahaan tersebut, vaksin yang tengah dikembangkan mampu menahan 90 persen infeksi virus terhadap ribuan sukarelawan.

Penemuan itu mengejutkan ilmuwan mengenai efektivitas vaksin dan memicu spekulasi di antara para investor bahwa bakal ada jalan keluar dari pandemi ini.

“Ini jelas sekali menjadi hari yang penting bagi dunia. Vaksin memiliki kekuatan yang akan mendorong aset berisiko naik lebih tinggi, spread kredit menguat, pasar saham naik, dan mata uang negara berkembang terapresiasi,” kata Head of Global Macro Strategy Matthew Hornbach, seperti dikutip Bloomberg pada Senin (9/11/2020).

Investor tampaknya mulai menarik dana-dananya dari aset aman safe haven dan membanjiri pasar saham. Yield obligasi AS bertenor 10 tahun atau Treasury AS naik hngga 0,93 persen dan harga emas terkoreksi.

Di sisi lain, mata uang dollar Australia terhadap yen yang menjadi barometer pengukuran risiko menguat sejak Juni.

Adapun, perkembangan vaksin Covid-19 beriringan dengan hasil Pemilu Presiden AS pekan lalu yang dimenangkan oleh Joe BIden.

Pelaku pasar tampaknya menyambut baik kemenangan Biden sambil berspekulasi bahwa akan terjadi gridlock di Kongres AS yang membuat kebijakan Negeri Paman Sam tidak akan jauh berubah.

Namun, perang dagang AS-China diperkirakan tidak berlanjut dan sejumlah stimulus ekonomi pun semakin dinantikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini