Trump Pecat Mark Esper, Bagaimana Nasib Kerja Sama Pertahanan RI-AS?

Bisnis.com,10 Nov 2020, 15:30 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Mark Esper./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Danhil Anzar meyakini pemecatan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper tidak akan mengganggu kerja sama bidang pertahanan antara Indonesia dan AS.

“Pemberhentian Mark Esper atau pergantian kepemimpinan di AS, kami yakini tidak akan banyak mengganggu kerja sama yang sudah dijalin selama ini,” kata Danhil kepada Bisnis melalui pesan singkat, Selasa (10/11/2020).

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa pemerintah sejak awal telah memahami anatomi kebijakan politik dan pertahanan Amerika Serikat bersandar pada kepentingan nasional (national interest) yakni untuk membangun kerja sama pertahanan dengan negara sahabat, termasuk Indonesia.

Setali tiga uang, Indonesia juga memiliki kepentingan nasional dalam penguatan bidang pertahanan.

Walhasil, Dahnil memastikan tidak akan terjadi perubahan apapun terkait kerja sama yang tercipta melalui pertemuan Menhan Prabowo dan Esper beberapa waktu lalu karena kedua negara memiliki kepentingannya masing-masing yang saling menguntungkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh puluh hari menjelang akhir masa jabatannya, Presiden AS Donald Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper.

Langkah itu dinilai sebagai bentuk penggunaan kewenangan terakhirnya setelah kekalahannya dalam pemilihan presiden pada 3 November lalu.

Pasalnya, keretakan hubungan antara Trump dan Esper sudah terendus publik sejak beberapa bulan lalu karena kerap tidak sejalan pada beberapa kebijakan.

Dikabarkan, Direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional AS Christopher C. Miller, akan menjadi Menteri Pertahanan baru AS.

Seperti diketahui, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke AS pada 15-19 Oktober 2020 untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark T. Esper.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menhan melakukan penandatanganan Memorandum of Intent (MoI) untuk memajukan upaya lembaga Defense Prisoner of War/Missing in Action Accounting Agency. Penandatanganan MoI berlangsung di Pentagon, Amerika Serikat.

Seperti dikutip dari pernyataan resmi Kementerian Pertahanan AS, Jumat (16/10/2020), kerja sama ini menjadi penanda dimulainya kembali kegiatan kedua menemukan sisa-sisa jasad prajurit AS yang hilang di Indonesia selama Perang Dunia II.

Selain itu, pertemuan dua menhan ini juga membahas keamanan kawasan, prioritas pertahanan bilateral, dan pengadaan dalam bidang pertahanan.

Pada saat itu, Menhan Prabowo Subianto mengungkapkan pentingnya kerja sama militer di semua tingkatan, dan menyampaikan penghargaannya atas dukungan Amerika Serikat dalam modernisasi pertahanan Indonesia.

Pertemuan tersebut juga mengindikasikan kerja sama lebih lanjut antara AS dan Indonesia di bidang militer dan keamanan maritim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini