Kemarin Diserbu, Saham-Saham Emiten Tambang Emas Kini Rontok

Bisnis.com,10 Nov 2020, 12:36 WIB
Penulis: Finna U. Ulfah
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah menjadi kelompok saham yang paling diburu investor pada perdagangan kemarin, saham-saham emiten pertambangan emas kompak bergerak di zona merah menyusul pelemahan harga emas akibat kabar terbaru terkait vaksin Covid-19.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (10/11/2020) hingga penutupan sesi pertama mayoritas saham emiten pertambangan emas kompak terkoreksi.

Pelemahan dipimpin oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang turun 5,34 persen ke posisi Rp1.860, diikuti oleh PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) yang melemah 4,46 persen ke posisi Rp214, dan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang turun 2,82 persen ke posisi Rp1.205.

Tidak hanya itu, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) turun 1,87 persen ke posisi Rp210 dan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang memiliki portofolio tambang emas di Martabe juga melemah 1,2 persen ke posisi Rp20.625.

Namun, saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) berhasil bertahan di zona hijau dengan bergerak naik 0,53 persen ke posisi Rp189.

Sementara itu, secara umum sentimen pelemahan harga emas juga telah memicu penurunan bagi saham-saham emiten tambang logam lainnya.

Saham PT Timah Tbk., (TINS) terkoreksi 2,15 persen ke level Rp910 per saham dan saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) juga menguat 0,66 persen ke level Rp4.520 per saham.

Untuk diketahui, harga Emas berjangka mengalami penurunan harian tertajam dalam lebih dari tujuh tahun pada hari Senin. Hal itu dipicu laporan positif tentang kandidat vaksin yang membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi, sehingga menekan emas batangan.

Mengutip marketwatch, Pfizer dan BioNTech pada hari Senin mengatakan kandidat vaksin COVID-19 mereka 90 persen efektif mencegah Covid-19, yang berasal dari jenis baru virus corona.

Dalam buletin hari Senin, Rhona O'Connell, kepala analisis pasar untuk EMEA dan Asia di StoneX, menunjukkan bahwa studi vaksin tersebut melibatkan "puluhan ribu" sukarelawan dan dapat dikatakan telah mencegah infeksi pada sebagian besar orang.

”Meskipun studi tersebut belum selesai, di pasar yang bergejolak ini, respons [harga menurun] emas masuk akal," katanya.

Emas Comex kontrak Desember 2020 anjlok 4,58 persen atau turun US$97,30 ke level US$1,854,40 per troy ounce. Harga merosot tajam setelah emas mencatatkan kenaikan mingguan terbesarnya dalam tiga bulan pada hari Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini