Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Perero) Tbk. mengakui adanya aksi korporasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini pula yang menyebabkan perseroan perlu memaparkan laporan yang telah diaudit dalam paparan kuartal ketiganya tahun ini.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan pemaparan yang sedikit terlambat lumrah bagi emiten perbankan.
"Hanya saja, memang betul ada corporate action. Itu kami nanti sebutkan. Ini belum bisa jadi bahan publik. Namun, ke mana arahnya? Adalah pengembangan UMKM," katanya dalam paparan kinerja kuartal ketiga BRI, Rabu (11/11/2020).
Baca Juga : BRI Bukukan Laba Bersih Rp14,1 Triliun |
---|
Pada periode 9 bulan tahun ini, BRI membukukan laba bersih Rp14,15 triliun secara konsolidasian. Realisasi ini terpangkas 42,9 persen dari periode sama tahun lalu senilai Rp24,8 triliun.
Berdasarkan laporan publikasi di Bisnis Indonesia (11/11/2020), laba bersih ini turun disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang pada triwulan ketiga tahun ini senilai Rp56,05 triliun, menurun dari periode sama tahun lalu Rp60,58 triliun.
Selain itu, beban pencadangan perseroan juga masih tercatat naik pada September tahun ini menjadi Rp18,58 triliun dari periode sama tahun lalu Rp15,11 triliun. Beban tenaga kerja pun tampak naik menjadi Rp21,20 triliun dari Rp17,79 triliun selama masa pandemi ini.
Meski demikian, pendapatan komidi/fee dan administrasi menjadi katalis positif, yakni tercatat Rp11,31 triliun dari periode sama tahun lalu Rp9,74 triliun.
Adapun, kredit pada kuartal ketiga tahun ini tercatat Rp935,34 triliun, naik 4,9 persen secara tahunan dari Rp891,97 triliun. Dana pihak ketiga tercatat Rp1.131,92 triliun, naik 18,0 persen yoy dari Rp959,24 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel