Logistik Perikanan Masih Jadi Tantangan

Bisnis.com,11 Nov 2020, 19:33 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020). Harga ikan di daerah ini turun dari rata-rata Rp450 ribu menjadi Rp300 ribu - Rp250 ribu per keranjang akibat minimnya permintaan pasar serta melimpahnya hasil tangkapan. - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan logistik perikanan masih menyisakan tantangan dari hulu ke hilir supaya dapat menguntungkan bagi pelaku industri perikanan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Artati Widiati mengatakan sektor perikanan masih menghadapi persoalan klasik yang belum tertangani hingga saat ini. Tantangan tersebut yakni bagaimana sektor perikanan dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak.

"Permasalahan sektor perikanan ada hal klasik yang belum tertangani, ada tantangan, kegiatan perikanan dapat memberikan keuntungan semua pihak. Produksi hulu nelayan dan pembudidaya mendapatkan keuntungan wajar, di sisi lain konsumen juga berharap ada harga yang terjangkau," katanya, Rabu (11/11/2020).

Menurutnya, sektor hulu yakni nelayan dan pembudidaya acap kali dihadapkan pada tekanan harga yang kurang wajar atau dapat dikatakan murah.

Di sisi lain, konsumen pun acap merasakan harga yang terlalu tinggi. Tuntutan hulu hilir ini, terangnya, menjadi tantangan aktivitas logistik yang berada di tengah.

Dengan demikian, peningkatan fungsi melalui pengembangan logistik supaya tercipta efisiensi untuk pengangkutan dari wilayah produksi ke konsumen menjadi krusial.

"Dengan demikian, secara keseluruhan jadinya dapat menguntungkan semua pihak," imbuhnya.

Lebih lanjut, berdasarkan statistik produksi perikanan 2019 mencapai 23,9 juta ton, terdiri dari perikanan tangkap dan budi daya. Tetapi, dari sisi perikanan tangkap sentra industri ada dari Indonesia Timur, sedangkan konsumen berada di Indonesia Barat.

"Bicara spesifik, Pulau Jawa menampung 60 persen populasi Indonesia, sentra konsumen besar jadinya Pulau Jawa. Sementara, perikanan tangkap masih punya gambaran sama [banyaknya di Indonesia Timur], sifat ikan mudah rusak, produksi bersifat musiman, sentra tersebar di berbagai tempat," terangnya.

Dia menegaskan perlu adanya dukungan distribusi yang benar-benar mumpuni guna menjamin pemanfaatan hasil perikanan dapat diangkut dari sentra di timur ke daerah sentra konsumen dengan efisien.

"Masalah logistik masih menjadi pekerjaan rumah bersama bagi Indonesia, tak hanya di perikanan tapi di sektor lain. Sementara kami, fokus bicara logistik yang sektor perikanan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini