Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Pengamat Minta Data Riset Dibuka ke Publik

Bisnis.com,13 Nov 2020, 13:04 WIB
Penulis: Newswire
Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jejen Musfah, mempertanyakan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut DKI Jakarta amburadul.

"Saya tidak setuju dengan istilah ini," kata Jejen melalui pesan teksnya, Jumat (13/11/2020).

Megawati mengatakan DKI kini menjadi kota yang amburadul, saat menanggapi penghargaan Kota Mahasiswa atau City of Intellectual berdasarkan hasil riset yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar UNJ Hafid Abbas.

Dia menuturkan penilaian terhadap kinerja satuan pendidikan adalah akreditasi dan hasil ujian nasional. Jejen pun mempertanyakan data riset yang menilai kualitas pendidikan kota hingga dinilai sebagai kota mahasiswa itu.

Jejen meminta data kota intelektual yang dimaksud dalam berita yang berkembang atau hasil riset itu dibuka kepada publik. "Sehingga publik bisa menilai secara objektif," ujarnya.

Menurut Jejen, Ibu Kota menjadi salah satu wilayah yang memiliki sekolah dan kampus yang baik. Di Jakarta terdapat UNJ, UIN Syarif Hidayatullah, UMJ, Uhamka, Trisakti, Paramadina dan universitas lainnya.

"Apakah sekolah dan kampus bagus itu dijadikan data riset?" tanya Jejen.

Dia mengakui bahwa angka putus sekolah masih tinggi. Adapun, angka partisipasi murni untuk SD 97 persen, SMP menurun hingga 87 persen dan SMA menurun menjadi 59 persen

Selain itu, kemampuan anak membaca masih di bawah capaian nasional. Namun, dari sisi kualitas misalnya, pada 100 SMA negeri dan swasta terbaik dalam hasil rata-rata nilai UN (2019). "DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak dalam siswa berprestasi," ujarnya.

Dari indikator itu, kata dia, kualitas pendidikan di Ibu Kota masih rendah sehingga harus diperbaiki dengan sungguh-sungguh. Melalui regulasi dan program yang tepat, dan didukung oleh pemimpin yang komitmen, serta fasilitas dan keuangan yang memadai.

"Saya pikir beberapa indikator yang lemah di atas bisa diatasi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini