Meski PDB Kuartal Ketiga Terkontraksi, Malaysia Konfirmasi Pemulihan Ekonomi

Bisnis.com,13 Nov 2020, 14:13 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Suasana jalan raya kosong di Jalan Tun Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/3/2020). Sejumlah jalan raya di Malaysia menjadi sepi setelah pemerintah mengumumkan lockdown nasional selama dua minggu. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Malaysia telah menunjukkan pemulihan dari kontraksi di kuartal kedua tahun 2020 ketika produk domestik bruto (PDB) negara itu menyusut ke rekor terendah 17,1 persen

PDB Malaysia pada kuartal III/2020 berhasil mencatatkan kontraksi yang lebih rendah, yakni sebesar -2,7 persen pada kuartal ketiga tahun ini.

Dalam presentasi bersama hari ini secara online oleh Bank Negara Malaysia (BNM) dan Departemen Statistik Malaysia (DOSM), Kepala Statistik DOSM Datuk Seri Mohd Uzir Mahidin mencatat pada kuartal ketiga, pertumbuhan PDB Malaysia pulih secara signifikan dengan mencatatkan pertumbuhan -2,7 persen, jauh lebih baik dari penurunan tajam -17,1 persen di kuartal sebelumnya.

Dikutip dari Malay Mail, Malaysia mencatat PDB hanya tumbuh 0,7 persen pada kuartal pertama tahun 2020, dibandingkan dengan kuartal pertama dalam beberapa tahun terakhir, yakni 4,5 persen pada 2019, 5,2 persen pada 2018, dan 5,6 persen pada 2017.

Pada kuartal kedua tahun 2020, ekonomi Malaysia menyusut ke rekor terendah 17,1 persen.

Rekor terendah terakhir adalah sekitar 22 tahun yang lalu, pada kuartal keempat tahun 1998 ketika PDB Negeri Jiran ini turun 11,2 persen.

Adapun, terakhir kali Malaysia mencatat tingkat negatif untuk pertumbuhan PDB triwulanan adalah pada tahun 2009.

BNM pada bulan April mengatakan tingkat pertumbuhan PDB Malaysia untuk seluruh tahun 2020 diproyeksikan antara -2,0 dan 0,5 persen.

Tetapi, pada bulan Agustus, BNM merevisi perkiraan untuk tahun 2020 turun menjadi antara -3,5 persen dan -5,5 persen.

BNM pada Agustus juga memperkirakan bahwa ekonomi Malaysia akan mulai pulih pada 2021, dengan tingkat pertumbuhan PDB yang diproyeksikan dari 5,5 persen menjadi 8,0 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini