Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian (Persero) menyatakan mendapat arahan terkait akuisisi dalam beberapa waktu ini. Hal tersebut beriringan dengan rencana aksi korporasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan arahan terkait akuisisi. Isu akuisisi Pegadaian sendiri sudah bergulir dalam beberapa tahun, bahkan sejak era Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
"Ada arahan [terkait akuisisi], tetapi memang masih tahap kajian," ujar Harianto kepada Bisnis, Kamis (12/11/2020).
Dia tidak menjabarkan siapa yang memberikan arahan terkait akuisisi itu kepada Pegadaian. Namun, Harianto menyebutkan bahwa arahan itu sejalan dengan wacana yang beredar di media massa beberapa waktu ini.
"Sama sesuai yang beredar di media," ujarnya.
Harianto yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) menyatakan tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut terkait wacana akuisisi. Menurutnya, masyarakat perlu menunggu penjelasan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pegadaian.
"Mungkin kita menunggu resminya saja dari pemegang saham ya, terima kasih," ujarnya.
Sebelumnya, pada awal dan pertengahan 2020 Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa akan terdapat sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Seperti diketahui, ketiga perusahaan itu memiliki pangsa pasar wong cilik atau segmen menengah ke bawah.
“Juni [2020] ini juga terjadi sinergi antara BRI, Pegadaian, dan PNM. Ini akan luar biasa,” ujar Erick dalam acara Economic Outlook 2020 di Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Setelah itu, dalam paparan kinerja kuartal III/2020 pada Rabu (11/11/2020), Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengakui bahwa pihaknya akan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat. Menurutnya, rencana itu bertujuan untuk pengembangan dan ekspansi debitur usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
"[Aksi korporasi] itu arahnya ke mana, ya tetap untuk pengembangan bisnis UMKM kami," ujar Haru.
Direktur Utama BRI Sunarso pun menambahkan bahwa ke depannya perseroan akan lebih banyak menggarap debitur ultra mikro baru. Bahkan, perseroan kembali membuat target rasio kredit UMKM baru menjadi 85 persen, dari yang saat ini sudah mencapai 80 persen.
"Dari yang belum unbankable, kami bawa masuk ke perbankan dengan perkuat basis ultra mikro dan unbankable kami masukkan," ujar Sunarso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel