Taati Protokol Kesehatan! Sudah 7 Bulan Nakes Wisma Atlet Tak Pulang

Bisnis.com,15 Nov 2020, 18:29 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Presiden Joko Widodo yang telah melakukan peninjauan tempat ini memastikan bahwa rumah sakit darurat ini siap digunakan untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24 ribu orang, sedangkan saat ini sudah disiapkan untuk tiga ribu pasien./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Berbalut alat pelindung diri lengkap, dr Efriadi, seorang spesialis paru merekam banyak momen saat menjadi tenaga kesehatan di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.

Efriyadi berasal dari Sumatra. Sudah 7 bulan dia berpisah dengan keluarganya. Sejak April 2020, dia bertugas di Wisma Atlet, menjaga ribuan pasien keluar masuk rumah sakit darurat itu.

“Sepanjang kita bertugas di sini sudah banyak suka dukanya,” ceritanya saat konferensi pers virtual, Minggu (15/11/2020).

Menurutnya, secara berangsur pasien Covid-19 yang ditangani di RS darurat perlahan mulai turun sebelum akhir Oktober 2020. Namun, November adalah petaka, angka kasus dan pasien yang ditangani para nakes kembali melonjak.

Penambahan kasus ini diakibatkan libur panjang yang terjadi pada akhir Oktober 2020. Padahal pada pertengahan bulan lalu, BNPB telah mengumumkan mulai melambatnya kasus Covid-19 di Tanah Air.

Selain peningkatan kasus, libur panjang menyebabkan tingkat hunian pasien di rumah sakit darurat juga meningkat.

Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan bahwa tingkat hunian pasien Corona di tower 6 dan 7 di Wisma Atlet naik menjadi 53,8 persen. Adapun sebelum libur panjang, persentase hunian hanya 32 persen.

“Saat ini peningkatan setelah libur panjang kita lihat ada pertambahan 21 persen,” katanya.

Bagi Efriadi dkk di Wisma Atlet, kenaikan ini kian menyulitkan kerja tenaga kesehatan. Padahal dia berharap masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

“Itu saja sebetulnya yang kami minta. Jangan sampai kita demi mengikuti acara-acara yang tidak penting kita mengikuti banyak kerumunan. Itu bisa meningkatkan angka penularan bagi kita,” tutur Efriadi.

Dia berharap masyarakat dapat membantu para tenaga kesehatan dengan menerapkan 3 M yaitu memakai masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan.

Secara khusus dia meminta masyarakat tidak mengikuti kegiatan yang terlampau tidak begitu penting. Berkerumunan atau menimbulkan keramaian hanya akan menambah penambahan kasus Corona.

“Kita juga nakes semua punya keluarga dan kita ingin kembali beraktivitas kembali dengan keluarga kami masing-masing sehingga kita selamat dari pandemi ini.”

dr Doni Lukas, tenaga kesehatan lain di Wisma Atlet juga menyampaikan hal yang sama. Dia menyebut para naker hanya garda terakhir dari penanganan virus ini.

“Garda terdepan adalah masyarakat semua. Jadi mematuhi protkol kesehatan 3 M itu penting jangan sia-siakan pengorbanan kita ini dengan tidak mengikuti kerumunan atau acara-acara yang tidak penting itu sangat menyusahkan buat kami di sini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini