BTN Lelang Properti, Rumah Rp300 Juta sampai Rp500 Juta Paling Diminati

Bisnis.com,16 Nov 2020, 12:13 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menggencarkan pemulihan aset dengan menggelar kegiatan Asset Sales Festival di empat kota, yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Acara tersebut diselenggarakan secara daring dan luring untuk mempertemukan investor, pengembang, penjual, properti, dan calon pembeli properti, dengan target dana yang diraih senilai Rp430 miliar.

Direktur Remedial and Wholesale Risk Bank BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan aset properti yang ditawarkan tidak hanya berasal dari kredit konsumer, tetapi juga kredit komersial, termasuk aset bermasalah kelolaan BTN Syariah.

Menurut Novie, minat masyarakat untuk berinvestasi pada rumah-rumah yang bermasalah atau aset mangkrak itu pun sangat tinggi. Dia mencontohkan pembelian dari gelaran Asset Sales Festival di Medan pada awal bulan ini telah berhasil meraup dana senilai Rp70 miliar.

Pada rangkaian kegiatan di empat kota tersebut perseroan rencananya akan menawarkan aset sebanyak 13.733 unit, dengan nilai total Rp2 triliun berupa rumah, tanah, hotel, dan proyek perumahan.

“Yang paling diminati investor adalah rumah baik tanah dan bangunannya, dengan rentang nilai aset dari Rp300 juta hingga Rp500 juta dan sejumlah proyek perumahan,” kata Novie dalam keterangan resmi, Minggu (15/11/2020).

Dia menyatakan BTN rutin melakukan acara ini untuk memberikan peluang berinvestasi pada aset-aset properti murah yang dapat dijadikan aset produktif.

Hingga akhir tahun, BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp 11,6 triliun. Dari jumlah tersebut, aset yang telah siap untuk dijual sekitar Rp7 triliun dan ditargetkan dapat terjual sekitar Rp2 triliun.

Novie mengatakan dengan strategi pemulihan aset yang baik, pada kuartal tiga tahun ini perseroan berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net di level 2,26 persen, dari posisi tahun lalu sebesar 2,33 persen.

“Kami tahun ini benar-benar ingin menjual aset bermasalah, sehingga bisa menekan NPL,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini