Chairul Tanjung Dipastikan Beli Saham Bank Bengkulu. Berapa Porsinya?

Bisnis.com,17 Nov 2020, 17:07 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Kantor Cabang Utama Bank Bengkulu/Dok. Bank Bengkulu

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bengkulu hanya selangkah lagi untuk memenuhi modal inti Rp1 triliun atau naik kelas BUKU 2. Kewajiban modal inti minimum bank sebesar Rp1 triliun sampai akhir tahun ini, tertuang dalam POJK 12/2020.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank Bengkulu Fanny Irfansyah mengatakan pihaknya telah menerima surat resmi persetujuan pembelian saham perseroan dari PT Mega Corpora. Berikutnya, aksi pembelian saham ini hanya menunggu proses administrasi.

Mega Corpora akan menyetorkan dana untuk pembelian saham Bank Bengkulu dalam waktu tidak lama lagi. Dengan demikian, Bank Bengkulu berhasil memenuhi komitmen mencapai modal inti di atas Rp1 triliun.

"Surat resmi persetujuan pembelian saham dari PT Mega Corpora sudah disampaikan ke Bank Bengkulu. Saat ini kami sedang mempersiapkan proses administrasi untuk kesiapan PT MC menyetorkan dananya untuk pembelian saham Bank Bengkulu," katanya, Selasa (17/11/2020).

Perseroan berharap proses administrasi dapat selesai dalam waktu dekat, sehingga proses pembelian saham dapat segera terealisasi.

Lantas, berapa porsi pembelian saham Mega Corpora? Fanny belum dapat menyebutkan porsi pembelian saham. Sebab, hal ini akan ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar akhir November ini.

Namun, jika mengacu kepemilikan saham Mega Corpora di Bank Sulteng dan Bank Sulutgo, porsi kepemilikan saham masing-masing sebesar 24,90 persen. "Kami akan RUPSLB pada 23 atau 24 November," imbuhnya.

Adapun, Mega Corpora merupakan sub holding dari bisnis keuangan CT Corpora, grup usaha yang dimiliki pengusaha nasional Chairul Tanjung.

Mega Corpora merupakan pemegang saham pengendali (PSP) PT Bank Mega Tbk. Kepemilikan sahamnya sebesar 58 persen, sedangkan sisanya merupakan saham publik. Bank Mega memiliki total aset sebesar Rp103,82 triliun per 30 September 2020, sedangkan labanya tumbuh 27,77 persen yoy menjadi Rp1,76 triliun.

Di lini syariah, ada PT Bank Mega Syariah dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen. Total Aset Bank Mega Syariah mencapai Rp9,52 triliun per 30 September 2020, sedangkan laba bersihnya tumbuh 109,62 persen yoy menjadi Rp63,60 miliar.

Di samping itu, Mega Corpora juga menggenggam kepemilikan saham di BPD Sulutgo dan BPD Sulteng masing-masing sebesar 24,90 persen.

Bank Sulutgo memiliki total aset sebesar Rp17,17 triliun per September 2020, serta laba bersih sebesar Rp141,39 miliar atau tumbuh 7,68 persen yoy. Sementara Bank Sulteng memiliki total aset sebesar Rp8,21 triliun per September 2020 dan laba bersih Rp133,17 miliar atau tumbuh 54,02 persen yoy.

Jika pembelian saham Bank Bengkulu terealisasi, maka ini akan menjadi BPD ketiga yang dimiliki CT Corpora.

Di samping itu, Mega Corpora belum lama ini juga mengumumkan rencananya akuisisi PT Bank Harda Internasional Tbk. (BBHI). Dalam akuisisi tersebut, PT Hakimputra Perkasa akan menjual 3,08 miliar saham miliknya di Bank Harda ke PT Mega Corpora.

Jumlah itu setara dengan 73,71 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Lebih lanjut, akuisisi menunggu RUPSLB Bank Harda yang menyetujui pengambilalihan saham, serta izin dari OJK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini