Pengembangan Formula EOR Butuh Dana Besar, Pertamina Harus Lakukan Ini

Bisnis.com,18 Nov 2020, 05:41 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Warga beristirahat di dekat monumen pompa angguk minyak tertua di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, Rabu (1/8/2018)./ANTARA-FB Anggoro

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) dinilai harus menegosiasikan formula enhanced oil recovery yang dimiliki Chevron. Pasalnya, opsi pengembangan formula secara mandiri masih memiliki risiko yang lebih besar.

Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan bahwa Pertamina harus berupaya mendapatkan formula tersebut meski harus merogoh kocek lebih besar.

Menurutnya, apabila formula dikembangkan sendiri, selain membutuhkan waktu, risiko kegagalannya juga cukup tinggi, seperti yang terjadi di berapa lahan migas Pertamina.

"Kalau gagal dalam pengembangan formula EOR, tidak bisa dihindari produksi migas di Rokan akan menurun saat diambil alih oleh Pertamina, seperti yang terjadi pada Blok Madura dan Blok Mahakam," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).

Sementara itu, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan berpendapat bahwa langkah yang bisa dilakukan Pertamina harus melakukan bisnis (business to business) dengan Chevron.

Menurutnya, permasalahan formula EOR agaknya dikarenakan Chevron sudah mematenkan terkait dengan formula EOR itu.

Sementara itu, dalam kontrak bagi hasil Chevron, formula EOR ini tidak menjadi bagian yang mesti diganti oleh pemerintah. Dengan demikian, formula itu menjadi hak milik dari Chevron.

"Pasti ada konsekuensi biaya terkait dengan hal ini karena termasuk hak cipta," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).

Namun, jika proses negosiasi tidak berjalan mulus, Mamit mengatakan bahwa Pertamina harus melakukan riset kembali terkait formula EOR.

Indonesia, katanya, memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan sendiri. Pertamina dapat menggandeng Lemigas serta akademisi dalam pengembangan formula EOR.

"Mudah-mudahan saja Pertamina bisa melakukan kegiatan yang lain seperti pengeboran atau pekerjaan work over and well service agar bisa menahan laju penurunan produksi. Saya kira dengan kondisi saat ini dibutuhkan terobosan baru dari Pertamina agar produksi Rokan tidak turun drastis," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini