Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat kredit ke sektor industri pengolahan masih negatif dibandingkan dengan pertambangan maupun pertanian.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan hingga September 2020, penyaluran kredit Bank Mandiri di sektor industri pertambangan dan penggalian masih tumbuh dua digit secara tahunan (year on year/YoY).
Begitu juga dengan kredit ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan menguat satu digit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kredit sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan negatif satu digit secara YoY.
"Seiring dengan harapan adanya pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 yang dimulai pada paruh kedua tahun ini hingga tahun depan nanti, kami juga berharap laju penyaluran kredit kami ke sektor-sektor tersebut terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020) malam.
Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit korporasi pada kuartal III/2020 tumbuh 10,6 persen yoy dengan porsi 40,2 persen dari total kredit perseroan. Selama kuartal III/2020, Bank Mandiri menyalurkan kredit korporasi senilai Rp349,9 triliun.
Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan perseroan akan tumbuh pada sektor-sektor yang cukup resilience di masa pandemi.
Meskipun sektor tersebut diproyeksi akan mengalami permintaan pembiayaan pada kuartal IV/2020, Bank Mandiri masih akan memperhatikan perkembangan harga komoditas.
Bank Mandiri juga akan mendukung program pemerintah yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk komoditas tertentu membangun fasilitas smelter. Bentuk dukungan tersebut adalah dengan memberikan pendanaan sepanjang proyek tersebut layak.
"Tidak secara umum ya, karena kami juga harus memperhatikan perkembangan harga komoditas, yang tadi saya sampaikan untuk fasilitas smelter komoditas tertentu," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).
Berdasarkan survei Bank Indonesia permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Oktober 2020, mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang pada kredit korproasi. Hal tersebut terproyeksi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Oktober 2020 yang tercatat sebesar 15,1 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 9,0 persen.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan tersebut diindikasi, antara lain terjadi pada sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel