BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Sektor Saham Ini Siap Ketiban Cuan

Bisnis.com,19 Nov 2020, 15:19 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sektor saham akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia pada Kamis (19/11/2020).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen yang diumumkan pada Kamis (19/11/2020).

Selain itu, RDG juga memutuskan penurunan suku bunga deposit facility menjadi 3 persen, dan suku bunga lending facility menjadi 4,5 persen.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai penurunan suku bunga akan memberikan keuntungan bagi semua sektor. Pasalnya, kebijakan itu akan menurunkan modal perseroan dalam melakukan ekspansi usaha melalui kredit.

“Untuk sektor properti dan keuangan akan lebih diuntungkan karena permintaan dari kedua sektor ini sangat bergantung kepada suku bunga,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/11/2020).

Sementara itu, Hendriko menilai penurunan suku bunga juga akan berdampak terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Hal itu seiring dengan peluang emiten menggalang dana dengan biaya yang lebih murah sehingga mendongkrak kinerja.

“Terlebih lagi untuk saat ini inflasi Indonesia masih tergolong rendah sehingga masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga yang menjadi katalis positif untuk perekonomian Indonesia dan IHSG,” paparnya.

IHSG parkir di zona hijau dengan menguat 0,66 persen ke level 5.594,06 pada akhir sesi Kamis (19/11/2020). Sebanyak 284 saham menguat, 160 terkoreksi, dan 172 stagnan.

Secara terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan semua sektor berpeluang terdongkrak dengan pemangkasan suku bunga acuan. Kondisi perusahaan yang membaik akan berimbas terhadap penguatan saham.

“Favorit saya masih keuangan, konsumsi, maupun infrastruktur. Tetapi, jangan abaikan properti, industri manufaktur, pertambangan, serta pertanian,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini