Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengumumkan pertumbuhan kredit perbankan mulai tumbuh negatif pada awal kuartal keempat tahun ini.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan pertumbuhan kredit pada Oktober 2020 terkontraksi atau minus 0,47 persen secara tahunan. Tren ini terjungkal dari September 2020 yang masih mampu tumbuh tipis 0,12 sebesar secara tahunan.
"Fungsi intermediasi dari sektor keuangan masih lemah sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat. Perkembangan terkini menunjukkan pertumbuhan kredit -0,47 persen pada Oktober 2020," ujarnya dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (19/11/2020).
Meskipun pertumbuhan kredit bank menunjukkan koreksi, Perry melaporkan sistem keuangan tetap terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan.
"CAR pada kuartal III/2020 tetap tinggi sebesar 23,41 persen dan NPL tetap rendah, yaitu 3,15 persen bruto dan 1,07 persen netto," katanya.
Jika menilik ke belakang, penyaluran ini menjadi yang terendah sejak 1998. Pasalnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit pada Mei 2020 yang sebesar 3,04 persen yoy merupakan yang terendah sejak 2 dekade lebih.
Walaupun kredit masih lemah, pihak otoritas sebelumnya menyatakan optimisme penyaluran kredit perbankan pada akhir tahun ini mampu tumbuh positif.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan saat ini kredit perbankan mulai mengeliat kembali setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan, karena pembayaran angsuran lebih besar daripada pertumbuhan kredit.
Oleh sebab itu, dia optimistis penyaluran kredit pada tahun ini masih bisa positif dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 2-3 persen. Hal itu dengan melihat performa menjelang akhir tahun ini, penyaluran kredit perbankan mulai bergerak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel