Jelang Hasil RDG Bank Indonesia, Rupiah Melemah

Bisnis.com,19 Nov 2020, 09:39 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini, Kamis (19/11/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, per pukul 09.06 WIB, kurs rupiah terpantau berada di posisi Rp14.095 per dolar AS, melemah 25 poin atau 0,18 persen dari level penutupan kemarin. Sementara itu di waktu yang sama, indeks dollar menguat 0,17 poin atau 0,19 persen ke level 92,49.

Mata uang Asia lainnya juga mengalami nasib serupa dengan mata uang Garuda. Won Korea mengalami depresiasi paling dalam yakni -0,67 persen, kemudian baht Thailand -0,21 persen, yuan China -0,17 persen. 

Begitu pula peso Filipina melemah -0,05 persen dan dolar Singapura -0-04 persen. Sebaliknya, rupee India dan dolar Hongkong serta dolar Taiwan terpantau menguat terhadap dolar AS, masing-masing 0,36 persen, 0,01 persen dan 0,01 persen.

Direktur TFRX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahan bakar utama penguatan rupiah dan mata uang Asia lainnya sejak awal November adalah kemenangan kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, dalam Pilpres Amerika Serikat.

Namun, dia menilai euforia tersebut hanya bertahan sekitar seminggu saja. Terbukti dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang greenback yang berfluktuasi di pekan kedua bulan ini.

“Selain itu, pergerakan rupiah juga terpengaruh oleh sentimen vaksin, dari sisi progress pengembangan juga dari sikap Trump dan Biden yang berseberangan soal pandemi dan vaksin,” katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (18/11/2020)

Kendati sempat berfluktuasi, Ibrahim menyebut potensi penguatan mata uang Garuda masih terbuka lebar hingga akhir tahun. Bahkan, dia memproyeksikan rupiah bisa menguat hingga level Rp13.500 per dolar AS.

Menurut Ibrahim, saat ini para pelaku pasar cenderung masih menunggu nasib stimulus yang akan digelontorkan pemerintah dan Bank Sentral AS, juga bank-bank sentral dunia lain. Jika stimulus berlangsung mulus, akan memberikan sentimen positif kepada rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini