Harga Emas Mengilap Akhir Pekan, Ini Faktor Pendorongnya!

Bisnis.com,21 Nov 2020, 07:18 WIB
Penulis: Hafiyyan
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas meningkat di tengah sentimen perseteruan antara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Federal Reserve.

Pada penutupan perdagangan Jumat (20/11/2020) harga emas spot naik 0,24 persen atau 4,45 poin menjadi US$1.870,99 per troy ounce. Adapun, harga emas Comex kontrak Februari 2020 menguat 0,59 persen atau 10,9 poin menuju US$1.872,4 per troy ounce.

Mengutip Economic Times, harga Emas menuju penurunan mingguan kedua pada hari Jumat di tengah meningkatnya optimisme tentang vaksin Covid-19, dengan seruan Departemen Keuangan AS untuk mengakhiri program pinjaman darurat juga membatasi daya tarik safe-haven bullion.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan program pinjaman utama di Federal Reserve akan berakhir pada 31 Desember, menimbulkan keraguan atas masa depan dukungan fiskal.

Meskipun berita tersebut membebani sentimen risiko, hal itu tidak menghentikan penguatan saham dunia di balik prospek cerahnya pemulihan ekonomi yang lebih cepat berkat perkembangan positif di bidang vaksin.

"Momentum yang mendasari emas telah menghilang," kata analis independen Ross Norman. Menurutnya, emas tertekan oleh aksi ambil untung akhir tahun dan investor menghindari posisi jangka panjang.

Kepemilikan di dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) SPDR Gold Trust telah mengalami arus keluar bersih sekitar 40 ton sejauh ini di bulan November.

"Tapi penting untuk diingat bahwa kenaikan emas tidak pernah memiliki pijakan yang jelas pada masa Covid-19, dan faktor-faktor termasuk ekonomi yang lemah dan kemungkinan suku bunga tetap lemah untuk waktu yang lama akan terus mendukungnya," tambah Norman.

Suku bunga yang lebih rendah membuat emas menjadi taruhan yang menarik dengan mengurangi biaya peluang memegang logam yang tidak menghasilkan, dengan suku bunga mendekati nol secara global berkontribusi pada sekitar 23% keuntungannya untuk tahun ini.

"Perkembangan vaksin Covid-19 yang positif seharusnya memperlambat tetapi tidak mengakhiri siklus bull emas, karena dukungan dalam kebijakan moneter AS," kata Citi Research dalam sebuah catatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini