Bisnis.com, JAKARTA - KB Kookmin Bank (Kookmin Bank) sebagai pemegang saham pengendali, berencana menjadikan PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) sebagai 10 bank teratas di Indonesia pada 2025.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan Achmad Purwantono menerangkan bahwa rencana Kookmin Bank tersebut ditopang potensi bisnis Bank Bukopin ke depan, salah satunya dari nasabah asal Korea Selatan, baik individu maupun korporasi.
Berdasarkan informasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), saat ini investor asal Negeri Ginseng memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap pasar di Indonesia.
Catatan BKPM Januari - September 2020, investor asal Korea Selatan masuk dalam 10 besar negara yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai US$ 683 juta. Dan hingga saat ini terdapat sekitar 2.000 perusahaan Korea Selatan dari berbagai sektor yang telah berinvestasi dan beroperasi di Indonesia.
Adapun sebagian besar realisasinya terpusat di Pulau Jawa, dengan sektor investasi yang mendominasi antara lain listrik, gas air, industri kimia dan farmasi, industri tekstil, industri barang kulit dan alas kaki, serta industri makanan.
Selain itu, dari waktu ke waktu investasi asal Korea Selatan terus meningkat seiring adanya perjanjian antara Indonesia dan Korea Selatan dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) yang telah disepakati pada November 2019.
CEPA merupakan perjanjian yang setara dengan perjanjian perdagangan bebas, tetapi berfokus pada lingkup kerja sama ekonomi yang lebih luas.
Berkembangnya perusahaan-perusahaan Korea Selatan di Indonesia dinilai akan menjadi potensi besar bagi Bank Bukopin untuk memperluas pasarnya melalui dukungan Kookmin Bank.
Di samping itu, sebagai salah satu bank terbesar di Korea dengan jaringan Kookmin Bank telah memberikan market baru bagi Bank Bukopin untuk dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) dari Korean Link Business yakni korporasi Korea dan high net worth individual (HNWI) dengan memobilisasi Korean Link Business/Korean Desk.
Terbukti, DPK Bank Bukopin telah mengalami peningkatan yang signifikan, di mana simpanan atau DPK dari nasabah asal Korea Selatan mengalami penambahan sebanyak Rp1,6 triliun dalam dua bulan terakhir.
"Banyaknya nasabah asal Korea Selatan yang menjadi nasabah Bank Bukopin menjadi bukti tingginya kepercayaan dan kredibilitas Kookmin Bank di pasar keuangan global, khususnya di Korea Selatan. Ini juga menjadi bagian dari strategi Bank Bukopin dalam melakukan diferensiasi pendanaan sebagai salah satu fokus transformasi bisnis perusahaan,” ujarnya seperti keterangan resmi dikutip, Senin (23/11).
Dia menjelaskan, sejalan dengan rencana dan potensi yang dimiliki, Kookmin Bank juga melakukan transformasi Bank Bukopin. Kookmin Bank akan bersinergi dan memanfaatkan keahlian yang dimilikinya untuk merestrukturisasi model bisnis dan struktur organisasi perseroan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan simplifikasi, scalable, dan peningkatan penerapan prinsip kehati-hatian perbankan (prudential banking) untuk mendukung bisnis BBKP ke depan.
Guna mendukung potensi bisnis baru, lanjut Rivan, Bank Bukopin akan berinvestasi besar dalam modernisasi infrastruktur teknologi informasi (TI) yang ada. Langkah ini ditempuh guna menguatkan tim digital banking agar bisa menciptakan platform mutakhir.
Selain itu, menurut Rivan, penguatan dan investasi juga dilakukan terhadap sumber daya manusia (SDM). Langkah yang dilakukan di antaranya dengan meningkatkan motivasi dan menciptakan budaya perusahaan yang baru.
“Upaya ini dilakukan untuk menumbuhkan dan mempertahankan talenta atau SDM terbaik. Kookmin Bank bersama Bank Bukopin akan mendedikasikan sumber daya terbaik untuk mengembangkan kemampuan dan potensi bisnis yang ada,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel