Harga Produk Impor Lebih Murah, Produksi Masker Medis Lokal Anjlok

Bisnis.com,24 Nov 2020, 22:31 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan masker medis di PT Multi One Plus, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020)./Antara-Yulius Satria Wijaya.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan penurunan produksi masker medis di dalam negeri.

Seperti diketahui, utilisasi industri masker medis nasional yang sempat mencapai level 100 persen pada April-Juni 2020, kemudian angka tersebut merosot ke level 60 persen pada saat ini.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Elis Masitoh menilai faktor pertama adalah penurunan permintaan di dalam negeri. Pada saat yang sama, produk impor masuk dengan harga yang lebih terjangkau.

"Jadi, produksinya berkurang karena permintaan dalam negeri berkurang, ditambah lagi produk-produk impor yang harganya [jauh di bawah harga masker medis lokal]," katanya kepada Bisnis, Selasa (24/11/2020). 

Alasan kedua, Elis menyampaikan harga masker medis impor membuat pabrikan masker domestik tidak kompetitif. Pasalnya, selisih harga antara masker medis dan lokal setidaknya 29,41 persen. 

"Harga pabrik 1 kotak [masker medis] dalam negeri harganya Rp45.000-Rp65.000, sementara harga di pasar untuk [1 kotak masker medis] impor itu harganya antara Rp40.000-Rp45.000," katanya.

Berdasarkan data Kemenperin, impor masker medis yang tercatat dalam Pos Tarif 6307.90.40 dan 6307.90.90 menunjukkan tren peningkatan secara volume pada Januari-Agustus 2020. Adapun, volume terbesar tercatat per Agustus 2020 yang mencapai 123.713 ton. 

Sementara itu, rata-rata harga masker yang diimpor pada Januari-Agustus 2020 hanya mencapai US$25,14 per Kilogram. "Terlihat bagaimana masker impor [melakukan praktek] banting harga."

Alhasil, saat ini masker medis lokal hanya memiliki pangsa pasar sekitar 40 persen dari total permintaan masker medis nasional. Sementara itu, masker medis lokal hanya berkontribusi sekitar 24 persen dari total pasar masker nasional. 

Faktor terakhir, Elis menduga penurunan permintaan masker medisnasional disebabkan oleh naiknya tren permintaan masker kain di dalam negeri. Elis berujar pangsa masker kain lokal pada pasar masker  nasional kini mencapai 40 persen. 

"Ada alternatif [penggunaan masker]. Masyarakat umum sekarang ke masker kain. Itu yang diungkapkan teman-teman industri sebagai salah satu faktornya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini