Ekonomi Filipina Paling Parah di Asia Tenggara

Bisnis.com,24 Nov 2020, 11:09 WIB
Penulis: Reni Lestari
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca

Bisnis.com, JAKARTA - Konsensus ekonom memangkas proyeksi pertumbuhan 2020 untuk Filipina melebihi negara Asia Tenggara lainnya karena negara itu masih berjuang melawan salah satu wabah virus Corona terburuk di kawasan itu.

Proyeksi pertumbuhan PDB Filipina turun menjadi -8,9 persen dari perkiraan ekspansi 6,1 persen pada awal tahun. Angka itu selisih 15 poin persentase menurut median perkiraan yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Thailand merupakan negara di Asean dengan kontraksi yang terburuk kedua sebesar 10,1 poin persentase, diikuti oleh Malaysia 9,8 poin persentase.

Bank sentral Filipina secara tak terduga memangkas suku bunga kebijakan pekan lalu untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi yang mengecewakan di tengah konsumsi dan pengeluaran fiskal yang lemah. Selain itu, Filipina juga bergulat dengan dampak topan yang berulang-ulang.

"Data kuartal ketiga dan sembilan bulan tahun ini menunjukkan kurangnya permintaan konsumen yang mengkhawatirkan yang membutuhkan stimulus fiskal langsung," kata Patrick Ella, manajer portofolio dan ekonom di Sun Life of Canada Philippines Inc, dilansir Bloomberg, Selasa (24/11/2020).

Sementara Thailand berhasil menahan penyebaran virus, industri pariwisatanya telah dihancurkan oleh pembatasan perjalanan internasional, juga oleh permintaan global yang lemah dan penguatan baht yang memukul ekspor. Perekonomian negara diperkirakan menyusut 7,1 persen tahun ini.

Vietnam diperkirakan akan menderita paling sedikit dari pandemi, dengan perkiraan pertumbuhan 2020 direvisi turun 3,9 poin persentase menjadi 2,8 persen, melampaui perkiraan 2 persen untuk China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini