Bos OJK Pede IHSG Bisa Kembali  ke Level 6.000

Bisnis.com,24 Nov 2020, 16:06 WIB
Penulis: Ria Theresia Situmorang
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan kata sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2019 dan Arahan Presiden RI di Jakarta, Jumat (11/1/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa sampai ke level sebelum pandemi dalam beberapa waktu ke depan.

Wimboh mengatakan kebijakan yang diambil pada awal masa pandemi seperti trading halt hingga buyback tanpa RUPS (rapat umum pemegang saham) dianggap mampu menahan koreksi yang cukup dalam pada pertengahan tahun.

“Dengan berbagai kebijakan yang kita lakukan di sektor riil, moneter, dan juga OJK, ini juga memberikan confidence. Sehingga angka terakhir kemarin 23 November 2020, indeks kita sudah 5.600-an, dan kita harapkan bisa mencapai 6.000,” jelasnya saat berbicara dalam forum CEO Networking, Selasa (24/11/2020), 

Dia menargetkan indeks akan terbang lagi hingga ke 6.000 karena level tersebut adalah angka wajar sebelum pandemi. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG naik 0,85 persen ke level 5.701,02.

Berdasarkan data OJK, pasar saham global dalam seminggu ke belakang juga menguat cukup signifikan merespons hasil sementara pemilu AS. Sementara itu, aliran dana keluar asing masih berlanjut di emerging market namun cenderung mengecil.

Hingga 20 November 2020, aliran dana masuk ke pasar saham Indonesia mencapai Rp8,54 triliun setelah Juni mengalami net sell besar-besaran.

Keluarnya asing dari pasar saham Indonesia ternyata dapat diimbangi oleh aliran dana dari pelaku pasar dalam negeri. Hal ini tercermin dari pertumbuhan investor ritel yang diharapkan mampu menopang kinerja IHSG di tengah net sell non residen.

Data OJK menunjukkan jumlah investor tumbuh secara signifikan sebesar 36,8 persen secara year to date selama masa pandemi. Banyaknya investor di dalam negeri,  lanjut Wimboh, mendukung upaya pasar modal dalam negeri tidak lagi sangat tergantung portofolio dari luar negeri.

“Ini semua tanda-tanda yang baik di pasar modal terutama untuk pengusaha. Kita punya potensi investor ritel dalam negeri yang luas sekali,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini