Ini Cara Pemerintah Pastikan Tak Ada Klaster Covid-19 di Sekolah

Bisnis.com,25 Nov 2020, 20:05 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berdialog dengan kepala sekolah dan guru saat melakukan kunjungan kerja di SMK Negeri 8 Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (4/11/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama 4 Menteri menyebutkan akan kembali membuka sekolah untuk belajar tatap muka mulai Januari 2021.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem memastikan tidak akan sampai ada klaster Covid-19 di sekolah.

Nadiem menjelaskan, dalam SKB tersebut, harus diklarifikasi bahwa keputusan membuka sekolah harus dapat keputusan persetujuan dari Pemda, Kepala Sekolah, dan komite sekolah atau perwakilan dari orang tua murid.

“Kuncinya ada di orang tua. Kalau komite tidak memperbolehkan, sekolah itu tidak akan buka,” tegasnya pada konferensi pers KPC PEN Hari Guru Nasional, Rabu (25/11/2020).

Nadiem menjelaskan alasan keputusan dibuka sekolah adalah adanya berbagai macam permintaan dari Pemerintah daerah bahwa ada desa-desa yang aman dan sulit melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kemudian, ketika diputuskan sekolah boleh kembali tatap muka, sekolah tetap tidak bisa memaksa anak pergi ke sekolah, dan orang tua masih bisa memutuskan.

“Sekolah dibuka, PJJ bukan berarti berakhir,” tegasnya.

Adapun, beberapa perbedaan dilakukan dalam sekolah tatap muka di masa pandemi, antara lain hanya boleh 50 persen kapasitas atau sekitar 18 anak per kelas. Secara otomatis sekolah harus rotasi sedikitnya 2 shift untuk mematuhi aturan itu.

Kemudian seluruh orang yang ada di sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Tidak ada kantin, kegiatan olahraga, ekstrakurikuler, dan kegiatan lainnya di luar jam belajar.

“Semua masuk kelas belajar, selesai kemudian langsung pulang” ujar Nadiem.

Nadiem juga menegaskan bahwa selama ini, meskipun sekolah sudah bisa dibuka di zona kuning dan hijau, nyatanya baru 75 persen sekolah di zona hijau yang benar-benar melaksanakan kegiatan belajar secara tatap muka. Sementara di zona kuning baru 20-25 persen.

“Pembukaan sekolah ini akan makan waktu untuk persiapan, dari protokolnya, memastikan akses tempat kesehatan, dan sebagainya. Daftar periksa itu sangat komprehensif dan Pemda yang tahu mana daerah yang aman, dan kalau ada infeksi jelas aturannya, harus langsung tutup lagi sekolahnya,” tegas Nadiem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini