Bisnis.com, JAKARTA - Penempatan uang negara yang telah dilakukan pada 11 BPD dengan total outstanding Rp14 triliun telah mampu menurunkan suku bunga kredit hingga 5 persen.
Adapun, saat ini ada 11 BPD yang mendapatkan penempatan uang negara, meliputi Bank BJB senilai Rp2,5 triliun, Bank DKI Rp2 triliun, Bank Jateng Rp2 triliun, Bank Sulutgo Rp1 triliun, Bank Jatim Rp2 triliun, BPD DIY Rp1 triliun, dan Bank BPD Bali Rp700 miliar. Selanjutnya, Bank Sulselbar Rp1 triliun, Bank Kalbar Rp500 miliar, Bank Sumut Rp1 triliun, dan Bank Jambi Rp300 miliar.
Penempatan uang negara di Bank BJB, Bank DKI, Bank Jateng, Bank Sulutgo, Bank Jatim, BPD DIY, dan BPD Bali mendapatkan bunga 2,8%. Bunga penempatan uang negara di bank Sulselbar dan Bank Kalbar Rp2,84%. Terakhir, Bank Sumut dan Bank Jambi mendapatkan bunga penempatan 2,85%.
Kesebelas bank tersebut mendapatkan tenor penempatan uang negara selama 6 bulan dengan pengembalian uang negara bervariasi mulai dari Februari 2021 hingga April 2021.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan dari 11 BPD yang mendapatkan penempatan dana, ada sebanyak 4 bank yang telah melebihi target leverage penyaluran kredit. Keempat bank tersebut yakni Bank BJB dengan leverage 3,7 kali, Bank Jateng 3,1 kali, Bank Jatim 2,6 kali, dan BPD Bali 2,5 kali.
Secara total, penyaluran kredit pada BPD telah mencapai Rp30,12 triliun dari target sebesar Rp28 triliun atau leverage 2,15 kali. Besarnya leverage BPD tersebut karena kredit yang tidak hanya disalurkan kepada masyarkat tetapi juga ke 196 BPR dengan outstanding Rp1,07 triliun.
Penyaluran kredit yang dilakukan pada 11 BPD tersebut telah membuat pertumbuhan kredit BPD secara mingguan naik Rp2,78 triliun atau sebesar 10,2%.
Selain kredit yang tumbuh, penempatan tersebut juga dinilai membuat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada 11 BPD mengalami penurunan dari kuartal II/2020 yang sebesar 3,26% ke kuartal III/2020 sebesar 3,13%. Hal ini menunjukkan pengendalian atas risiko kredit BPD
yang sangat baik.
"Profil Risiko BPD masih dalam skala low to moderate atau sehat pada saat sebelum adanya penempatan dana dan setelah adanya penempatan dana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi perbankan masih dalam kondisi yang stabil," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (25/11/2020).
Sementara itu, dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) kesebelas BPD menunjukkan peningkatan 16 basis poin (bps). Setelah penempatan dana, terjadi penguatan permodalan dan peningkatan terhadap aset-aset yang berisiko.
"Hanya Bank Sulutgo yang CAR turun sedikit tetapi masih aman," katanya.
Lebih lanjut, menurutnya, dari program penempayan uang negara ini, telah mendorong BPD untuk berinovasi dalam melakukan penyaluran kredit dan pembinaan UMKM.
Misalnya, Bank BJB yang merilis Kredit Mesra yang merupakan kredit mikro dengan target komunitas rumah ibadah dengan jumlah 10 orang per grup dengan dana Rp5 juta. Ada pula Bank Jateng dengan program KREASI yakni Kredit ASN Spesial khusus ASN Horisontal.
"BPD jadi punya berbagai macam produk menarik, asbanda menarik kerja sama dengan bumdes, ada kredit khusus ASN maupun replanting," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel